KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri reksadana exchange-traded fund (ETF) di Indonesia semakin hari semakin berkembang dengan baik. Reksadana ETF bisa dibilang masih jadi salah satu instrumen yang belum akrab di kalangan para investor. Hal ini dapat dilihat dari keadaan pasar ETF dalam tiga tahun lalu. Pada akhir 2017, tercatat baru ada 14 produk reksadana reksadana ETF. Sementara dari sisi penerbit, baru ada tiga manajer investasi yang menerbitkan ETF. Lalu dari sisi dana kelolaan, saat itu baru sebanyak Rp 8,1 triliun. Namun, kini keadaan sudah berbalik. Baik dari sisi penerbit maupun investor semakin melirik instrumen yang satu ini. Hingga saat ini, jumlah produk ETF yang ada di bursa telah mencapai 45 produk. Lalu, dari sisi dana kelolaan pun telah menjadi Rp 15,5 triliun per November kemarin, dengan pertumbuhan compound annual growth rate (CAGR) sebesar 24,15%.
Bahkan, di tengah kondisi pasar yang volatile dan banyak ketidakpastian, ETF masih tetap diminati oleh para investor yang terlihat dari pertumbuhan unit reksadana ETF secara year to date. Mengutip Infovesta Utama, pertumbuhan unit ETF naik cukup signifikan dari 19,03 juta unit pada akhir tahun menjadi 21,87 juta unit per akhir November atau naik 14,95%. Baca Juga: Unit penyertaan dan dana kelolaan reksadana ETF meningkat Direktur Riset dan Kepala Investasi Alternatif Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo mengatakan, pertumbuhan unit dan dana kelolaan reksadana ETF pada tahun ini lebih didorong oleh investor institusi. “Terlihat beberapa investor institusi menginginkan quick win di reksadana, akhirnya mereka pun memilih reksadana ETF,” kata Soni kepada Kontan.co.id, Jumat (11/12).