JAKARTA. Manajer investasi gesit memburu surat berharga negara (SBN). Ini untuk memenuhi kebutuhan industri keuangan non bank (IKNB) dalam menjalankan kewajiban investasi obligasi pemerintah. Merujuk situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per Desember 2016, kepemilikan reksadana di SBN domestik yang dapat diperdagangkan mencapai Rp 85,66 triliun, melonjak Rp 24,06 triliun atau 39,05% ketimbang posisi akhir tahun 2015 yang tercatat Rp 61,6 triliun. Senior Research and Analyst pasardana.id Beben Feri Wibowo berpendapat, ada dua faktor utama yang memicu akumulasi reksadana di SBN tahun lalu.
Manajer investasi gencar koleksi SBN
JAKARTA. Manajer investasi gesit memburu surat berharga negara (SBN). Ini untuk memenuhi kebutuhan industri keuangan non bank (IKNB) dalam menjalankan kewajiban investasi obligasi pemerintah. Merujuk situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per Desember 2016, kepemilikan reksadana di SBN domestik yang dapat diperdagangkan mencapai Rp 85,66 triliun, melonjak Rp 24,06 triliun atau 39,05% ketimbang posisi akhir tahun 2015 yang tercatat Rp 61,6 triliun. Senior Research and Analyst pasardana.id Beben Feri Wibowo berpendapat, ada dua faktor utama yang memicu akumulasi reksadana di SBN tahun lalu.