KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana pasar uang diprediksi tetap akan tumbuh dengan baik sepanjang tahun 2023.
Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, pihaknya mencatatkan kenaikan
Asset Under Management (AUM) reksadana pasar uang pada Januari 2023. “Kami mencatatkan kenaikan AUM sekitar Rp 100 miliar untuk produk HPAM Ultima Money Market (UMM) pada Januari 2023,” ujarnya kepada Kontan, Senin (20/2).
Reza mengatakan, sampai Januari 2023, imbal hasil reksadana pasar uang HPAM tercatat sebesar 0.36% atau equivalent 4.188%. Sedangkan,
return 1 tahunnya sebesar 3.84%. Menurut Reza, imbal hasil reksadana pasar uang, berdasarkan Infovesta, Money Market Fund Indeks sebesar 2.80% per Januari 2023.
Baca Juga: AUM Reksadana Naik pada Januari 2023, Reksadana Pendapatan Tetap Mendominasi “Produk HPAM UMM ini memang produk unggulan kami, karena bisa mengalahkan
benchmark-nya selama 3 tahun berturut,” katanya. Reza mengungkapkan, kenaikan itu disebabkan sentimen penguatan rupiah akibat masuknya dana asing ke surat utang negara (SUN). “Beberapa investor juga melakukan peralihan aset dari obligasi jangka pendek ke obligasi pemerintah. Di antara obligasi jangka pendek itu ialah obligasi
money market,” ungkapnya. HPAM, kata Reza, optimistis bahwa reksadana pasar uang masih dapat memberikan tingkat imbal yang kompetitif dibandingkan instrumen pasar uang lainnya sepanjang tahun 2023 ini. Menurut Reza, obligasi pasar uang yang ditawarkan, baik pasar sekunder maupun IPO, masih lebih menarik dibandingkan deposito. Reza menuturkan, strategi yang dilakukan HPAM untuk meningkat AUM reksadana pasar uang yang mereka kelola dengan melakukan
switching terhadap obligasi MM yang baru untuk menggantikan obligasi MM yang lama dengan imbal hasil yang lebih tinggi. “Kami melakukan
switching tersebut dengan menggunakan dana
subscription ataupun obligasi yang akan jatuh tempo,” ungkapnya.
Fund Manager STAR AM Clara Halim mengatakan, pihaknya juga mencatatkan kenaikan sebesar 0,38% pada bulan Januari 2023. Kenaikan itu lebih tinggi dari imbal hasil yang diperoleh pada bulan Desember 2022, yaitu sebesar 0,35%. “Hal itu dikarenakan terjadi kenaikan suku bunga BI sebesar 25 bps dari bulan Desember 2022 ke Januari 2023,” ujar Clara kepada Kontan, Senin (20/2). Clara menuturkan, pihaknya juga mencatatkan kenaikan AUM reksadana pasar uang hingga tanggal 17 Februari 2023. AUM reksadana pasar uang STAR AM pada bulan Desember 2022 tercatat sebesar Rp 163,48 miliar. Pada Januari 2023, AUM reksadana pasar uang STAR AM sebesar Rp 165,25 miliar. “Per 17 Februari 2023, AUM reksadana pasar uang di STAR AM sebesar Rp 179,35 miliar,” ungkapnya. Clara menuturkan, STAR AM menerapkan sejumlah strategi untuk menghasilkan kinerja reksadana pasar uang terbaik di tahun 2023. Pertama, melakukan pemilihan asset yang optimal dengan memperhatikan likuiditas dan kualitas
fundamental asset. Baca Juga: Dana Kelolaan Reksadana Semakin Tambun Kedua, melakukan investasi untuk asset obligasi dilakukan pada instrument dengan minimal rating A-. Ketiga, melakukan analisa kredit untuk asset obligasi dan analisa CAMEL (
Capital, Asset, Management, Earnings dan
Liquidity) untuk seleksi deposito bank. “Keempat, mengalokasikan 60-80% asset di obligasi untuk menghasilkan
return yang optimal bagi investor. Terakhir, mengalokasikan 20-40% asset di deposito untuk likuiditas portofolio,” tuturnya. Terkait proyeksi imbal hasil, Reza mengatakan pihaknya memprediksikan imbal hasil reksadana pasar uang di kisaran 3,9% – 4,5% sepanjang tahun 2023. Sementara, Clara memproyeksikan imbal hasil reksadana pasar uang berada di kisaran 4.5% - 4.75% di sepanjang tahun 2023. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .