KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana saham tercatat sebagai produk reksadana dengan kinerja terburuk sepanjang 2019. Di sisi lain, reksadana pendapatan tetap tercatat sebagai produk dengan return terbaik berkat derasnya laju investasi ke surat utang negara (SUN). Meski begitu, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana memproyeksikan, kinerja reksadana saham akan membaik tahun ini. Menurut Wawan, kinerja reksadana saham akan membaik seiring proyeksi pertumbuhan IHSG sebesar 9% hingga akhir tahun. Dengan adanya peningkatan kinerja IHSG, reksadana saham juga akan menunjukkan peningkatan performa. Katalis positif lainnya adalah kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 5% dan bunga deposito 4,5%. Suku bunga rendah dapat menjadi pemantik stabilitas pertumbuhan perekonomian negara di atas 5%. Selain itu, rendahnya suku bunga diharapkan meningkatkan aliran dana dalam negeri.
Baca Juga: Reksadana saham turun lebih besar daripada IHSG, ini kata manajer investasi Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto turut mengatakan, kinerja reksadana saham dapat membaik tahun ini. “Tahun 2020 dapat menjadi tahun pemulihan bagi reksadana saham,” kata Rudiyanto, kepada Kontan.co.id, Minggu (26/1). Sentimen negatif tahun lalu telah mencapai resolusi pada awal tahun ini seperti, isu perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kedua negara telah menandatangani kesepakatan dagang tahap pertama pada 15 Januari lalu. Rudiyanto menambahkan, saat ini Indonesia sudah berjalan menjauh dari masa pilpres sehingga tensi politik dalam negeri juga mengurang. Alhasil, kinerja perekonomian dalam negeri akan meningkat.