KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para manajer investasi menyambut positif rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) yang akan menyeragamkan motode penghitungan pembobotan seluruh indeks. Secara tidak langsung pembobotan baru tersebut bisa meningkatkan likuiditas underlying asset reksadana saham indeks. Metode penghitungan pembobotan pada indeks saham ke depan akan BEI atur dengan menggunakan metode capped adjusted free float market capitalization weighted average. Metode tersebut menghitung pembobotan indeks dengan menggunakan kapitalisasi pasar free float sebagai bobot. Tetapi, bobot tersebut dikenakan pembatasan (capped) saat evaluasi, dengan pembatasan bobot berkisar 9%-20%. Dengan penetapan capping, BEI berharap pergerakan suatu indeks saham tidak didominasi saham tertentu. Head of Investment Avrist AM Farash Farich juga memandang penghitungan pembobotan baru ini bisa membantu manajer investasi dalam mengelola reksadana saham indeks. Selama ini, Farash mengamati ada beberapa saham dengan floating rendah tetapi memiliki kapitalisasi pasar besar yang kerap menganggu pengelolaan.
Manajer investasi sambut positif penyeragaman penghitungan indeks dengan free float
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para manajer investasi menyambut positif rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) yang akan menyeragamkan motode penghitungan pembobotan seluruh indeks. Secara tidak langsung pembobotan baru tersebut bisa meningkatkan likuiditas underlying asset reksadana saham indeks. Metode penghitungan pembobotan pada indeks saham ke depan akan BEI atur dengan menggunakan metode capped adjusted free float market capitalization weighted average. Metode tersebut menghitung pembobotan indeks dengan menggunakan kapitalisasi pasar free float sebagai bobot. Tetapi, bobot tersebut dikenakan pembatasan (capped) saat evaluasi, dengan pembatasan bobot berkisar 9%-20%. Dengan penetapan capping, BEI berharap pergerakan suatu indeks saham tidak didominasi saham tertentu. Head of Investment Avrist AM Farash Farich juga memandang penghitungan pembobotan baru ini bisa membantu manajer investasi dalam mengelola reksadana saham indeks. Selama ini, Farash mengamati ada beberapa saham dengan floating rendah tetapi memiliki kapitalisasi pasar besar yang kerap menganggu pengelolaan.