KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah rilis data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyebutkan aksi net redemption Rp 8,82 triliun sejak awal tahun hingga 12 Februari kemarin, beberapa manajer investasi mengaku tidak terlalu khawatir dengan keadaan tersebut. Salah satu aksi net redemption terjadi pada reksadana berbasis saham. Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi mengungkapkan, aksi net redemption juga terjadi di HPAM. Namun aksi tersebut dinilai tidak terlalu signifikan dan tidak berpengaruh. “Kami melihat aksi net redemption ini masih wajar, namun jika dibuat berlarut-larut maka akan menyebabkan kondisi yang sangat tidak menguntungkan bagi semua pihak,” jelas Reza kepada Kontan.co.id, Selasa (18/2). Selain itu Reza juga menyebut, pencairan reksadana yang terjadi juga disebabkan oleh shifting behaviour investor ke instrumen safe haven, seperti obligasi. Reza juga menjelaskan maraknya pemberitaan negatif terkait dunia investasi telah membuat investor menarik dana dan memutuskan untuk wait and see.
Manajer investasi tidak khawatir dengan aksi net redemption di awal tahun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah rilis data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyebutkan aksi net redemption Rp 8,82 triliun sejak awal tahun hingga 12 Februari kemarin, beberapa manajer investasi mengaku tidak terlalu khawatir dengan keadaan tersebut. Salah satu aksi net redemption terjadi pada reksadana berbasis saham. Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi mengungkapkan, aksi net redemption juga terjadi di HPAM. Namun aksi tersebut dinilai tidak terlalu signifikan dan tidak berpengaruh. “Kami melihat aksi net redemption ini masih wajar, namun jika dibuat berlarut-larut maka akan menyebabkan kondisi yang sangat tidak menguntungkan bagi semua pihak,” jelas Reza kepada Kontan.co.id, Selasa (18/2). Selain itu Reza juga menyebut, pencairan reksadana yang terjadi juga disebabkan oleh shifting behaviour investor ke instrumen safe haven, seperti obligasi. Reza juga menjelaskan maraknya pemberitaan negatif terkait dunia investasi telah membuat investor menarik dana dan memutuskan untuk wait and see.