Manakar prospek saham Totalindo Eka Persada (TOPS)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) sudah naik lebih dari dua kali lipat sejak initial public offering (IPO) pada 16 Juni 2017 silam. Senin (11/3), saham TOPS terkoreksi 1,97% ke level Rp 745 per saham. Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan harga IPO yang sebesar Rp 310 per saham.

Bagaimana prospek saham emiten yang ikut membangun proyek properti denga down payment (DP) Rp 0 Klapa Village di Pondok Kelapa ini? Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, proyek bersama Pemprov DKI di bidang properti DP Rp 0 tersebut bisa meningkatkan marketing sales TOPS.

"Rumah subsidi pasti diincar sekali sama masyarakat menengah ke bawah. Semua orang pasti butuh rumah. Jadi prospek bagus ke depannya," jelas William kepada Kontan.co.id, Senin (11/3).


William berpendapat, dengan mempertimbangkan laba TOPS selama 2018 yang tumbuh, kenaikan saham itu seiring dengan fundamental saham tersebut.

Sementara, analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra berpendapat, secara valuasi saham TOPS cukup mahal. "PER sebesar 248 kali, dan likuiditas cukup rendah. Hasil laporan keuangan tahun 2018 belum keluar, sebaiknya investor berhati-hati dan menunggu dulu hasil rilis laporan keuangan 2018 selesai," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (11/3).

Aditya menambahkan, saat ini perusahaan pengembang baik TOPS maupun pengembang seperti MYRX dengan kondisi sektor properti yang masih recovery tentu membutuhkan waktu untuk mencatatkan kinerja positif.

"Potensi cukup positif dan prospek akan terus membaik di tahun-tahun mendatang seiring dengan kebutuhan rumah khususnya kaum milenial dan rumah murah," imbuhnya.

Aditya memperingatkan, dengan pergerakan harga saham dan valuasinya saat ini, investor harus berhati-hati dengan saham-saham tersebut. Aditya merekomendasikan buy on weakness saham TOPS di kisaran Rp 740-Rp 745 per saham dan sell on strength di Rp 790 per saham. Sedangkan untuk MYRX, ia menyarankan trading buy dengan target harga Rp 112 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat