KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat PT Mandala Multifinance Tbk (Mandala Finance) serta Obligasi Berkelanjutan III/2018 dan Obligasi Berkelanjutan IV/2020 yang masih beredar pada level idA. Pefindo juga memberikan peringkat idA(sy) untuk Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I senilai Rp 1,5 triliun dengan prospek negatif karena kondisi pandemi akan membayangi pertumbuhan bisnis dan kualitas aset perusahaan. "Mengingat, pertumbuhan pembiayaan baru perusahaan terkontraksi sebesar 41,3% ke Rp2,9 triliun pada 31 Desember 2020 dari Rp 4,9 triliun pada 31 Desember 2019," tulis Pefindo dalam keterangan resmi, Jumat (25/6). Tanpa adanya hubungan afiliasi yang kuat dengan sumber pendanaan yang berkelanjutan ataupun pasar captive yang signifikan, Mandala Finance akan menghadapi tantangan dalam memulihkan nilai pembiayaan barunya seperti sebelum pandemi. Tanpa kenaikan pembiayaan baru yang signifikan, sumber arus kas masuk sebagian besar akan berasal dari angsuran piutang pembiayaan yang juga rentan terhadap penurunan kualitas aset dalam kondisi ekonomi yang lemah.
Mandala Finance raih peringkat idA dari Pefindo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat PT Mandala Multifinance Tbk (Mandala Finance) serta Obligasi Berkelanjutan III/2018 dan Obligasi Berkelanjutan IV/2020 yang masih beredar pada level idA. Pefindo juga memberikan peringkat idA(sy) untuk Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I senilai Rp 1,5 triliun dengan prospek negatif karena kondisi pandemi akan membayangi pertumbuhan bisnis dan kualitas aset perusahaan. "Mengingat, pertumbuhan pembiayaan baru perusahaan terkontraksi sebesar 41,3% ke Rp2,9 triliun pada 31 Desember 2020 dari Rp 4,9 triliun pada 31 Desember 2019," tulis Pefindo dalam keterangan resmi, Jumat (25/6). Tanpa adanya hubungan afiliasi yang kuat dengan sumber pendanaan yang berkelanjutan ataupun pasar captive yang signifikan, Mandala Finance akan menghadapi tantangan dalam memulihkan nilai pembiayaan barunya seperti sebelum pandemi. Tanpa kenaikan pembiayaan baru yang signifikan, sumber arus kas masuk sebagian besar akan berasal dari angsuran piutang pembiayaan yang juga rentan terhadap penurunan kualitas aset dalam kondisi ekonomi yang lemah.