Mandiri akan akuisisi BTN, ini kata Ketua KPPU



JAKARTA. Ketua Komisi Pengawas dan Persaingan Usaha (KPPU), Nawir Messi turut bersuara menanggapi rencana akuisisi Bank BTN oleh Bank Mandiri.

Menurutnya, kinerja Bank Mandiri selama ini belum menunjukkan pertumbuhan secara organik, sehingga untuk mengakuisisi sebuah perusahaan justru hanya akan memicu inefisiensi sektor bisnisnya.

Belum lagi rencana akusisi yang dianggap terburu-buru ini tidak dilakukan dengan sebuah penjajakan dan studi kelayakan antara keduanya.


Akibatnya, menurut Nawir, langkah itu tidak membawa output yang maksimal dalam menjanjikan kemajuan bisnis bagi keduanya.

Nawir juga menganggap kendati memiliki ketahanan aset dan modal perusahaan namun laju pertumbuhan dan bisnis Bank Mandiri masih minim jika dibandingkan bank-bank skala Asean.

Dia mencontohkan bahwa kinerja Bank Mandiri masih sepertiga dari bank Singapura padahal jika dilihat dari Aset dan bisnis, harusnya Bank Mandiri sudah harus setara dengan bank-bank skala Asean.

"Kalau kinerja masih rendah kenapa berani mengambil risiko, lebih baik konsentrasi perbaiki bisnis,"katanya di kantor KPD KPPU Makassar,.

Ia menjelaskan, bahwa diantara 120-an perusahaan perbankan yang ada di Indonesia hanya 10 perbankan yang memiliki kualifikasi unggul baik dari sisi modal, aset hingga kinerja.

Sedikitnya, 100 unit perusahaan perbankan yang ada di Indonesia kata Nawir masih kurang optimal menjalankan sektor bisnisnya malah sebagaian besar dianggap kurang memberikan keamanan dan kenyamanan nasabah.

Harusnya, kata Nawir, bank-bank yang kurang optimal saja yang menjadi perhatian pemerintah dengan jalan melakukan penggabungan atau pemangkasan industri agar lebih fokus mengejar pertumbuhan yang lebih organik.

"Bank kita di Indonesia sudah sangat gemuk, akibatnya fokus bisnis tidak berjalan baik dan membuat bank tidak kompetitif," katanya.

Nawir mendorong peran OJK dan BI sebagai sentral aturan perbankan untuk mendorong upaya konsolidasi ke level bawah perbankan dan merumuskan kondisi ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan