Mandiri bakal mengatur likuiditas KRAS



JAKARTA. Bank Mandiri Tbk (BMRI) berkomitmen memberikan layanan pengelolaan likuiditas dan pengelolaan operasional keuangan anak perusahaan group PT Krakatau Steel Tbk (KRAS).Melalui program Intercompany Notional Pooling Dual Currency yang disediakan Mandiri, PT Krakatau Steel sebagai holding dari KS Group akan memiliki sistem keuangan yang terintegrasi dengan seluruh anak perusahaan Krakatau Steel Group. "Sehingga pengelolaan dana operasional dan likuiditas baik dalam rupiah maupun valas dapat di sentralisasi dan kontrol menjadi lebih optimal," kata Direktur Corporate Banking Mandiri Fransisca Nelwan Mok.Sebagai perusahaan baja yang sering melakukan kegiatan ekspor, Krakatau Steel selalu berurusan dengan mata uang asing. Padahal, kurs selalu bergerak fluktuatif.Melalui layanan dalam dual currency ini, KS Group bisa mengoptimalkan seluruh likuiditas dalam melakukan kegiatan operasional. "Apalagi revenue atau hasil usaha yang diterima sebagian anak perusahaan KS Group adalah dalam valuta asing," ujar Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Fazwar Bujang. Layanan ini diharapkan bsia mengoptimalkan likuiditas dalam valas yang tidak terserap atau idle.Informasi saja, Krakatau Steel Group merupakan BUMN yang diberi mandat untuk memasok besi baja dan produk turunannya sebagai material konstruksi utama proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. KRAS memiliki tujuh pabrik pengolahan dengan total kapasitas produksi yang mencapai 2,75 juta ton besi baja saat ini dan direncanakan akan mencapai 4,25 Juta ton pada tahun 2014 dalam berbagai produk. Saat ini, KS Group memiliki 10 anak perusahaan yang bergerak di berbagai jenis usaha pendukung dan produk turunan.BUMN yang baru saja melantai di bursa saham Indonesia dengan Kode KRAS pada akhir tahun lalu itu merupakan pemimpin pasar baja di Indonesia terutama produk Hot Rolled Coil (HRC) dengan pangsa pasar 65% dan Cold Rolled Coil (CRC)dengan pangsa pasar 33%.KRAS juga merupakan perusahaan kedua terbesar dalam volume penjualan Wire Rod di Indonesia dengan pangsa pasar 32%. Perusahaan baja terbesar di Indonesia ini memiliki jaringan bisnis ekspor yang tersebar di Australia, Jepang, Malaysia, Singapura, Inggris dan Vietnam. Selain mengekspor, Krakatau Steel juga mengimpor sebagian bahan baku biji besi dari Amerika Selatan dan Timur Tengah untuk mencukupi kebutuhan produksinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: