Mandiri biayai Pelindo, BNI mengucurkan kredit ke Medco



JAKARTA. Bank-bank persero terus meningkatkan penyaluran kredit ke korporasi. Pemberian kredit modal kerja dan investasi ini tentu kabar baik di tengah derasnya pinjaman konsumsi selama beberapa tahun terakhir. Bank Indonesia (BI) mencatat, kredit produktif secara perlahan mulai menjadi penopang utama pertumbuhan kredit tahun ini.

Yang terbaru, Bank Mandiri dan Bank BNI memberikan kredit ke PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II dan PT Medco Energi Internasional Tbk. Bank Mandiri menyiapkan pendanaan senilai Rp 11 triliun untuk pembangunan terminal petikemas Kalibaru tahap I. Sedangkan BNI mengucuri Medco pinjaman senilai US$ 150 juta.

Fasilitas kredit dari Mandiri cair secara bertahap mengikuti kemajuan proyek. Sedangkan masa pengembalian hingga 10 tahun.


Zulkifli Zaini, Direktur Utama Bank Mandiri, enggan mengungkapkan besaran bunga kredit untuk debiturnya yang berstatus BUMN itu. Ia hanya mengatakan, rate-nya lebih rendah dibandingkan pinjaman ke perusahaan lain nonBUMN.

Bagi Pelindo II kredit ini sangat penting untuk pengembangan terminal. Dengan meningkatkan kapasitas, BUMN itu dapat memperkuat posisi Pelabuhan Tanjung Priuk sebagai National Hub Port. "Ini untuk meningkatkan kapasitas pelabuhan yang saat ini mengalami stagnasi akibat keterbatasan kapasitas dari sisi lahan maupun peralatan," kata Richard Joost Lino, Direktur Utama PT Pelindo II.

Pembangungan terminal peti kemas akan dilakukan di kawasan seluas 75 hektare. Panjang dermaga 1.200 meter, dengan kapasitas maksimum 1,9 juta twenty foot equivalent units (TEUs). Setelah proyek rampung, pelabuhan ini memiliki total panjang dermaga 2.500 meter dan mampu melayani peti kemas berkapasitas hingga di atas 5.000 TEUs.

Tahun ini, Pelindo II optimistis membukukan kenaikan laba di atas 30% . Catatan saja, perseroan mencetak laba bersih sebesar Rp 1,2 triliun pada akhir 2010.

Zulkifli mengatakan, kredit ke Pelindo II ini merupakan komitmen Bank Mandiri meningkatkan industri jasa kepelabuhan. Bank berlogo pita biru kuning ini mengucurkan kredit ke industri ini senilai Rp 5,9 triliun hingga Juni 2011, meningkat 31% (year on year/yoy).

Adapun Medco akan menggunakan pinjaman dari BNI untuk kebutuhan pembiayaan kembali (refinancing) utang jatuh tempo, serta kebutuhan-kebutuhan lain seperti modal kerja, dan operasional kebutuhan usaha. Pinjaman bertenor lima tahun ini akan cair secara bertahap. "Fasilitas pinjaman dimanfaatkan sesuai kebutuhan, terutama untuk menyelesaikan pinjaman yang jatuh tempo di 2012," kata Direktur Keuangan Medco Syamsurizal Munaf, dalam siaran persnya, Selasa (26/7).

Informasi saja, hingga akhir Juni 2011, BNI membukukan kredit (outstanding) sebesar Rp 152,9 triliun, tumbuh 21,2% ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya. Jika dihitung dari posisi akhir tahun atau year to date (ytd), BNI menyalurkan kredit baru sebesar Rp 16,54 triliun atau tumbuh 12,13%.

Segmen korporasi menyumbang kenaikan 25%, dari Rp 45,25 triliun menjadi Rp 56,84 triliun. Kredit konsumer menjadi pengerek pertumbuhan sebesar 34% menjadi Rp 27,33 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie