Mandiri bidik pertumbuhan kartu kredit



JAKARTA. Meski banyak halangan melintang, Bank Mandiri tetap optimistis mampu menggenjot pertumbuhan bisnis kartu kredit hingga dua digit tahun depan. Argumennya, potensi pasar kartu kredit masih besar, lantaran banyak masyarakat yang belum memiliki kartu kredit.

Boyke Yurista, SVP Consumer Cards Group Bank Mandiri, mengatakan pasar kartu kredit masih lebar. Bank masih perlu menjajaki pasar untuk mendongkrak pertumbuhan kartu kredit.

Karena itu, Bank Mandiri menargetkan bisa menerbitkan 800.000 kartu kredit pada tahun depan.  Target Penyaluran kredit melalui kartu kredit Mandiri tahun depan sebesar Rp 5,5 triliun.


Hingga saat ini, jumlah kartu kredit Bank Mandiri yang beredar mencapai 3 juta kartu. Sekitar 1,2 juta - 1,5 juta kartu masih aktif digunakan. Sementara, nilai kredit yang mengucur mencapai Rp 5,5 triliun.

Untuk mencapai target, Bank Mandiri akan membuka jaringan kantor layanan kartu kredit sebanyak 40 unit di berbagai kota. Kantor khusus pelayanan kartu kredit ini akan menempel dengan kantor cabang. Sehingga, divisi kartu kredit dapat menawarkan kartu kredit kepada nasabah dan debitur yang belum memiliki kartu kredit.

Bank pelat merah ini akan membidik sektor grosir, sektor perjalanan alias travel, dan sektor elektronik untuk meningkatkan transaksi kartu kredit. Tri S. Prayitno, VP Consumer Cards Group Bank Mandiri, mengatakan komposisi transaksi kartu kredit terbesar masih didominasi sektor grosir sebesar 35%. Sementara sektor perjalanan menyumbang 25%. Kedepan, Mandiri akan membidik nasabah yang gencar melakukan transaksi perjalanan dengan kartu kredit.

Di sisi kelompok nasabah, Mandiri berencana memperbesar porsi nasabah kartu kredit di segmen menengah ke atas. Sebab, nasabah pemegang kartu jenis Gold dan Platinum memiliki dana lebih banyak untuk bertransaksi menggunakan kartu kredit. "Saat ini, porsi nasabah pengguna kartu silver sebesar 40%, kemudian gold 35% dan platinum 25%," kata Boyke

Menurut Boyke, pelemahan ekonomi domestik tidak berpengaruh pada rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL). Terbukti,  nasabah membayar angsuran tepat waktu. "Rasio NPL kartu kredit masih di bawah 2,5%," kata Boyke.

 Untuk menyiasati suku bunga kartu kredit yang tetap di level 2,95%, Bank Mandiri berupaya mendongkrak penggunaan kartu kredit untuk memperbesar pendapatan komisi atau fee based income. Mandiri mencatat pendapatan komisi dari transaksi kartu kredit sebesar Rp 1 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: A.Herry Prasetyo