JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan tiga bank nasional, yakni Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Negara Indonesia akan mengambil porsi dalam pembiayaan pembangunan konstruksi Liquid Natural Gas (LNG) Tangguh Train-3 di Teluk Bintuni, Papua. Adapun proyek Train-3 Tangguh tersebut membutuhkan biaya US$ 12 miliar.Sekretaris SKK Migas Gde Pradnyana mengungkapkan, dalam pertemuan dengan SKK Migas, pada (18/4), manajemen Bank Negara Indonesia (BNI) siap ikut dalam membiayai proyek Train-3 Tangguh. "Bank Mandiri, BNI, BRI sudah menyatakan siap ikut membiayai," ungkap dia kepada KONTAN, Kamis (18/4).Dia mengungkapkan, ada dua skema sasaran pembiayaan bank nasional, pertama BP Berau Ltd sebagai operator Train-3 Tangguh yang langsung meminta untuk dibiayai. Lalu kedua, kontraktor pemenang Engineering, Procurement and Construction (EPC) yang akan mencari pembiayaan melalui perbankan. "Saya pikir untuk satu bank hanya bisa membiayai US$2-US$3 miliar. Sebab mereka juga kan harus membiayai yang lain, tidak mungkin untuk proyek Tangguh saja. Jadi untuk membiayai proyek Tangguh harus memakai sindikasi bank nasional," ungkap dia.Menurutnya, keinginan perbankan untuk membiayai proyek minyak dan gas bumi (migas) saat ini sudah mulai kelihatan. Hal ini lantaran, SKK migas sudah melakukan pendekatan kepada perbankan sejak tahun 2009 lalu. "waktu zamannya Pak Priyono (Mantan Kepala BP Migas) sudah kami dekati bank, jadi bukan lantaran Pak Rudi Rubiandini menjadi Komisaris Bank Mandiri saat ini lantas perbankan nasional mau mendekat, engga ada hubungannya itu," ujar dia.Gde mengungkapkan, umumnya memang perbankan itu masih ragu-ragu dalam membiayai proyek migas lantaran mereka belum tahu soal keuntungan bisnis migas. Namun, saat ini mereka sudah mulai mengerti dan sekarang sudah banyak perbankan nasional ingin ikut membiayai proyek migas. "Mereka kan pakai hitung-hitungan bisnis, jadi wajar kalau takut akan risiko," imbuh dia. Sekadar informasi, selaku operator, porsi kepemilikan BP di Blok Tangguh merupakan mayoritas, yakni sebesar 37,16%. Pemegang saham lainnya ialah MI Berau B.V, 16,30%, CNOOC Ltd 13,90%, Nippon Oil Exploration (Berau), Ltd sebanyak 12,3%, KG Berau/KG Wiriagar sebesar 10%, LNG Japan Corporation mencapai 7,35%, and Talisman memiliki 3,06% saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mandiri, BNI, BRI siap mendanai Train-3 Tangguh
JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan tiga bank nasional, yakni Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Negara Indonesia akan mengambil porsi dalam pembiayaan pembangunan konstruksi Liquid Natural Gas (LNG) Tangguh Train-3 di Teluk Bintuni, Papua. Adapun proyek Train-3 Tangguh tersebut membutuhkan biaya US$ 12 miliar.Sekretaris SKK Migas Gde Pradnyana mengungkapkan, dalam pertemuan dengan SKK Migas, pada (18/4), manajemen Bank Negara Indonesia (BNI) siap ikut dalam membiayai proyek Train-3 Tangguh. "Bank Mandiri, BNI, BRI sudah menyatakan siap ikut membiayai," ungkap dia kepada KONTAN, Kamis (18/4).Dia mengungkapkan, ada dua skema sasaran pembiayaan bank nasional, pertama BP Berau Ltd sebagai operator Train-3 Tangguh yang langsung meminta untuk dibiayai. Lalu kedua, kontraktor pemenang Engineering, Procurement and Construction (EPC) yang akan mencari pembiayaan melalui perbankan. "Saya pikir untuk satu bank hanya bisa membiayai US$2-US$3 miliar. Sebab mereka juga kan harus membiayai yang lain, tidak mungkin untuk proyek Tangguh saja. Jadi untuk membiayai proyek Tangguh harus memakai sindikasi bank nasional," ungkap dia.Menurutnya, keinginan perbankan untuk membiayai proyek minyak dan gas bumi (migas) saat ini sudah mulai kelihatan. Hal ini lantaran, SKK migas sudah melakukan pendekatan kepada perbankan sejak tahun 2009 lalu. "waktu zamannya Pak Priyono (Mantan Kepala BP Migas) sudah kami dekati bank, jadi bukan lantaran Pak Rudi Rubiandini menjadi Komisaris Bank Mandiri saat ini lantas perbankan nasional mau mendekat, engga ada hubungannya itu," ujar dia.Gde mengungkapkan, umumnya memang perbankan itu masih ragu-ragu dalam membiayai proyek migas lantaran mereka belum tahu soal keuntungan bisnis migas. Namun, saat ini mereka sudah mulai mengerti dan sekarang sudah banyak perbankan nasional ingin ikut membiayai proyek migas. "Mereka kan pakai hitung-hitungan bisnis, jadi wajar kalau takut akan risiko," imbuh dia. Sekadar informasi, selaku operator, porsi kepemilikan BP di Blok Tangguh merupakan mayoritas, yakni sebesar 37,16%. Pemegang saham lainnya ialah MI Berau B.V, 16,30%, CNOOC Ltd 13,90%, Nippon Oil Exploration (Berau), Ltd sebanyak 12,3%, KG Berau/KG Wiriagar sebesar 10%, LNG Japan Corporation mencapai 7,35%, and Talisman memiliki 3,06% saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News