Mandiri bukukan kredit korporasi di atas Rp 220 T



JAKARTA. Kredit infrastruktur menjadi idola perbankan untuk menyalurkan kredit di tahun lalu. Dikdik Yustandi, Vice President PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, sektor infrastruktur memberikan kontribusi besar terhadap portofolio kredit korporasi Bank Mandiri.

“Kami mencatat penyaluran kredit korporasi sekitar di atas Rp 220 triliun di tahun 2016,” katanya, Dikdik, jelang akhir pekan ini. Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit korporasi sebesar 11,11% menjadi Rp 220 triliun per akhir tahun 2016 dari realisasi kredit korporasi Rp 198,8 triliun per akhir 2015.

Pada akhir tahun 2016, bank berpelat merah ini menutup penyaluran kredit korporasi dengan menyalurkan kredit senilai Rp 1,8 triliun untuk dana datangan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) tol Batang-Semarang, aliran kredit sindikasi senilai Rp 2,2 triliun untuk pembangunan Tol Serpong-Balaraja, dan kredit senilai Rp 1,2 triliun untuk Kereta Api Indonesia (KAI).


Selanjutnya, Bank Mandiri mengincar pertumbuhan kredit korporasi sebesar 14%-15% atau aliran kredit akan mencapai sekitar Rp 250,8 triliun-253 triliun pada akhir tahun 2017. Dikdik bilang, sektor kredit infrastruktur masih menjadi incaran Mandiri dalam memenuhi target kredit korporasi. “Kami menargetkan kredit infrastruktur tumbuh 40%,” tambahnya.

Selain infrastruktur, bank berplat merah ini akan mengalirkan kredit korporasi ke sektor consumer goods, perkebunan dan komoditas. Khusus sektor komoditas mulai menarik karena harga batubara mulai naik, namun perusahaan masih akan tetap berhati-berhati mengalirkan kredit ke sektor ini agar rasio kredit bermasalah tetap terjaga.

Bank Mandiri akan membagi porsi kredit ke perusahaan BUMN maupun swasta, ini untuk tetap menjaga pertumbuhan dan kualitas kredit. Adapun, 40 perusahaan terbesar akan menjadi incaran Mandiri untuk mengalirkan kredit, namun tak menutup perusahaan lainnya yang potensial untuk dibiayai kredit.

Informasi saja, oustanding kredit korporasi Bank Mandiri mencapai Rp 212,4 triliun per kuartal III-2016. Dari total kredit korporasi tersebut, terdapat Rp 96,9 triliun pembiayaan kredit mengalir untuk infrastruktur. Kredit tersebut senilai Rp 15,4 triliun untuk jalan tol, Rp 32,1 triliun untuk tenaga listrik, Rp 37,1 triliun untuk transportasi (bandar udara, pelabuhan dan kereta api), serta Rp 12,4 triliun untuk telekomunikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini