Mandiri dan BNI optimis kredit valas masih luwes



JAKARTA. Di tengah aliran kredit valuta asing (valas) yang lesu karena efek penurunan transaksi ekspor dan impor perlambatan ekonomi dunia, dua bank papan atas Indonesia yaitu Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia (BNI) justrus optimistis masih akan mencatat pertumbuhan kredit valas positif hingga akhir tahun 2016.

Pahala Nugraha Mansury, Direktur Keuangan dan Treasuri Bank Mandiri menyampaikan, kredit valas akan akan tumbuh hingga akhir tahun karena perekonomi mulai membaik diiringi dengan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih stabil sehingga ada kesempatan bagi bank untuk ekspansi ke kredit valas.

“Perkiraan kredit valas akan tumbuh 10% hingga akhir tahun,” kata Pahala belum lama ini. Dengan asumsi itu, maka aliran kredit valas Bank Mandiri akan berkisar Rp 96,56 triliun hingga akhir tahun 2016 dari perhitungan kredit valas Rp 87,79 triliun di akhir tahun 2015.


Prediksi pertumbuhan kredit 10% terbilang optimis karena bank berplat merah ini mencatat penurunan kredit valas tipis atau 1,01% menjadi Rp 77,72 triliun per September 2016 dibandingkan posisi Rp 78,52 triliun per September 2015. Aliran kredit valas Mandiri paling besar di manufaktur sebesar US$ 1,81 miliar, serta minyak dan gas sebesar US$ 840 juta.

Sementara itu, Herry Sidharta, Direktur Bisnis Banking I BNI menuturkan, pihaknya membidik pertumbuhan kredit valas sebesar 30% atau mencapai US$ 4,3 miliar per akhir tahun 2016 dibandingkan posisi US$ 3,3 miliar per akhir tahun 2015.

“Aliran kredit akan banyak ke manufaktur, tambang dan pembangkit tenaga listrik,” ucapnya.

Lanjutnya, kredit valas masih tumbuh meskipun komposisi turun. Bank berlogo 46 ini mencatat pertumbuhan kredit valas sebesar 12,6% menjadi US$ 3,76 miliar per September 2016 dibandingkan posisi US$ 3,34 miliar per September 2015. Meskipun masih tumbuh, namun porsi kredit valas akan turun menjadi 13% pada akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie