Mandiri dan BRI ke Malaysia, BNI ke Korea



JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan, sejumlah bank milik negara sudah siap menggelar ekspansi ke sejumlah negara. Mereka adalah Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia dan Bank Negara Indonesia.

Muliaman D. Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK mengatakan, sejumlah bank badan usaha milik negara (BUMN) telah menyatakan kepada OJK, tengah menyiapkan pembukaan kantor cabang baru di luar negeri. BNI misalnya, dalam waktu dekat akan membuka kantor cabang di Korea Selatan (Korsel).

Sedangkan, Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia akan membuka kantor cabang di Malaysia. "Untuk Malaysia, Insya Allah Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia akan masuk tahun depan," tutur Muliaman, di Indramayu, Jawa Barat, Kamis (18/12). Muliaman bilang, kesepakatan resiprokal atau azas kesetaraan dengan pihak Malaysia sedang disiapkan dalam waktu dekat.


Saat dikonfirmasi, Bank Mandiri  belum bersedia memberikan penjelasan soal kesiapan mereka membuka kantor cabang penuh (full branch) di Malaysia. Saat ini, Bank Mandiri sudah memiliki beberapa kantor remitansi di Malaysia. "Soal membuka kantor cabang setelah ada kesepakatan resiprokal antara Indonesia dan Malaysia, saya belum tahu perkembangannya. Nanti kami kabarkan," kata Hery Gunardi, Direktur Mikro dan Ritel Bank Mandiri.

BNI siap masuk Korea

Sedangkan, Gatot M. Suwondo, Direktur Utama BNI mengatakan, pihaknya sedang menunggu jawaban dari otoritas perbankan Korsel yakni, Financial Service Commision (FSC) untuk pembukaan kantor cabang.

Abdullah Firman Wibowo, Senior Vice President dan Head of Internasional Banking BNI menambahkan, pihaknya berharap izin dari FSC sudah diperoleh BNI pada kuartal I–2015. "Kami sudah mengajukan izin ke OJK dan telah memperoleh approval," ujar dia.

BNI, kata Firman, mengajukan izin dalam bentuk lisensi kantor cabang penuh alias full branch license. "Soal modal nanti tergantung size business BNI mau berapa di Korea Selatan. Sebagai pembanding, masing-masing kantor cabang luar negeri BNI di luar negeri modalnya rata-rata sekitar US$ 50 juta," kata Firman.

BNI sebenarnya sudah memiliki bisnis remitansi di Korsel selama lebih dari empat tahun, yang menyasar pekerja Indonesia. Kelak, dengan pembukaan kantor cabang, BNI tidak hanya menggarap remitansi, tetapi juga trade finance, terutama perusahaan–perusahaan Indonesia yang berbisnis di Korsel.

BNI akan memulai dengan kantor minimalis di Korea dan hanya mempekerjakan 10 orang-15 orang staf. "Mereka akan menduduki jabatan  penting seperti general manager, deputi general manager, chief dealer, compliance dan risk staff, customer service department, IT, accounting dan settlement," imbuh Firman.

Jika perlu, BNI bisa membuat "Korean Desk", seperti Japan Desk yang sudah didirikan BNI sejak dua tahun silam. Unit Japan Desk khusus didirikan menangani perusahaan Jepang yang berada di Indonesia.               

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia