Mandiri dan BRI siap rilis obligasi



JAKARTA. Obligasi menjadi pilihan perbankan untuk memupuk likuiditas. Sejumlah bank besar pun memantapkan niatnya mencari pendanaan dari penerbitan obligasi. Dua diantaranya bakal menerbitkan obligasi di tahun ini, yakni Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, Bank Mandiri akan menerbitkan obligasi sekitar Rp 5 triliun hingga Rp 10 triliun dalam mata uang rupiah.

Hanya, penerbitan ini tergantung dari perolehan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) serta penyaluran kredit. “Penerbitan obligasi sekitar bulan Juni atau Juli tahun ini,” kata Tiko, panggilan karibnya, Rabu (20/4).


Tahap awal, kebutuhan dana minimal Rp 5 triliun. Kata Tiko, obligasi tersebut akan digunakan untuk kebutuhan likuiditas bank. Sebab, Bank Mandiri tengah memperlambat penghimpunan dana mahal seperti deposito, demi menekan biaya dana atawa cost of fund.

Bank pelat merah ini mencatat pertumbuhan deposito tal besar di kuartal I 2016. Pun begitu dengan dana murah, seperti tabungan dan giro yang hanya tumbuh 10% dibandingkan periode yang sama tahun 2015.

Selain rupiah, Bank Mandiri akan mencari pinjaman valuta asing melalui pinjaman bilateral. Tanpa menyebut angka, Tikp bilang, secara gabungan pinjaman valas dan obligasi rupiah bisa bernilai total US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13 triliun hingga Rp 14 triliun.

Direktur Keuangan dan Treasuri Bank Mandiri Pahala Nugraha Mansury menambahkan, Bank Mandiri akan melakukan pinjaman bilateral untuk pengembangan proyek infrastruktur seperti pelabuhan.

Bank Mandiri membidik pertumbuhan kredit infrastruktur 20%–25% untuk dua tahun–tiga tahun ke depan. Konstruksi menjadi sektor utama kredit infrastruktur.

Bank Mandiri telah menyalurkan kredit ke konstruksi sebesar Rp 19,5 triliun per kuartal I-2106 atau naik 2,3% dibandingkan kuartal I tahun lalu.

Obligasi berkelanjutan

Tak hanya Bank Mandiri, BRI juga akan menerbitkan obligasi dalam jumlah cukup besar pada semester I 2016. Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan, obligasi BRI itu akan dialokasikan untuk kebutuhan likuiditas bank dalam mendanai kredit.

“Kami akan segera menerbitkan obligasi senilai Rp 4,4 triliun,” ujar Haru. Tahun ini, BRI menargetkan pertumbuhan kredit berkisar 13%–15%. BRI masih menunggu realisasi pertumbuhan kredit semester I, sebelum memutuskan apakah akan merevisi pertumbuhan kredit di semester II atau tidak.

Penerbitan efek BRI tersebut merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) yakni Obligasi Berkelanjutan I BRI dengan target dana Rp 12 triliun.

Sebelumnya, BRI telah merilis Obligasi Berkelanjutan I Bank BRI Tahap I tahun 2015 senilai Rp 3 triliun, dan Obligasi Berkelanjutan I Bank BRI Tahap II Tahun 2016 senilai Rp 4,65 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie