JAKARTA. Produsen mesin anjungan tunai mandiri (ATM) asal Ohio, Amerika Serikat (AS), Diebold Inc., melalui anak usahanya diduga melakukan penyuapan terhadap pejabat bank badan usaha milik negara (BUMN) di beberapa negara untuk pengadaan mesin ATM. Suap pada pejabat bank milik pemerintah di China dan Indonesia diberikan dalam bentuk perjalanan gratis ke tujuan wisata populer di AS dan Eropa. Securities and Exchange Commission (SEC) AS menyatakan Diebold telah setuju untuk membayar lebih dari US$ 48 juta untuk menyelesaikan tuduhan SEC dan menyelesaikan masalah kriminal paralel. Lembaga anti korupsi dan monopoli negeri Paman Sam tersebut memaparkan bahwa anak usaha Diebold di China dan Indonesia menghabiskan sekitar US$ 1,8 juta untuk perjalanan, hiburan, dan hadiah lainnya yang tidak pantas untuk pejabat senior dari bank, hal ini disinyalir dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Sekitar US$ 1,6 juta atau Rp 17,45 miliar dikeluarkan untuk menyuap pejabat bank milik pemerintah di sana guna melancarkan proyek di China. Sedangkan untuk menyuap pejabat bank BUMN di Indonesia, perusahaan tersebut mengeluarkan dana sebesar US$ 147.000 atau setara Rp 1,6 miliar. Di Indonesia sendiri, terdapat setidaknya dua bank pelat merah yang menggunakan mesin ATM besutan Diebold. Pertama adalah PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk. Rekor MURI dengan Diebold Bank Mandiri, hingga Agustus 2013 tercatat memiliki 11.454 ATM. Dari jumlah itu, 10.077 unit adalah mesin ATM tunai, 38 ATM Drive Thru, 43 Mobile, 1.000 ATM non tunai, dan 296 unit ATM setoran tunai. Bank Mandiri pada saat yang sama bahkan menerima rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) karena berhasil memasang 1.421 ATM dalam satu bulan. Pemasangan ATM yang merupakan hasil kerja sama dengan Diebold itu dilakukan pada Juni 2013 dan tersebar di 31 provinsi. Mandiri pun telah mengeluarkan investasi Rp 111 miliar untuk membeli 1.500 ATM di tahun ini. Mesin ATM ini terdiri dari berbagai jenis seperti ATM tunai, mobile, setoran tunai, dan drive thru. Transaksi di ATM Mandiri pada periode Januari-Juni 2013 mencapai 442 juta transaksi. Jumlah itu naik 12% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 394 juta transaksi. Pada posisi Juni, jumlah transaksi melalui ATM mencapai 442 juta transaksi. Angka tersebut tumbuh 12,3%. Di periode yang sama tahun lalu, jumlah transaksinya yakni 394 juta transaksi. Kemudian, volume transaksinya yaitu Rp 366 triliun. Jumlah itu tumbuh 16,7% dari Rp 314 triliun. Melalui penambahan ATM tahun ini, Hery menargetkan pertumbuhan jumlah transaksi meningkat 17% dan volume transaksi naik 18,5% di akhir 2013. Sementara itu, BRI mengklaim pihaknya tidak lagi menggunakan mesin ATM produksi Diebold sejak 2005. Sampai akhir tahun 2013, BRI menargetkan memiliki mesin ATM sebanyak 20.000 unit. Sepanjang 2013 saja, BRI menargetkan pertumbuhan mesin ATM sebanyak 5.000 unit. Maret 2013, jumlah mesin ATM BRI tercatat sebanyak 14.367 unit. Pada akhir 2011, jumlah mesin ATM BRI mencapai 7.292 unit, yang meningkat drastis pada 2012 menjadi 14.292 unit. Sayang KONTAN belum dapat menemukan data berapa jumlah mesin ATM produksi Diebold yang digunakan oleh BRI. Berdasarkan data KONTAN, salah satu distributor mesin ATM Diebold di Indonesia adalah PT Argenta Adhiloka Pratama. Pada April 2010 saja, Argenta berhasil membukukan pendapatan Rp 180 miliar. Hingga akhir 2009, Argenta telah berhasil mendistribusikan 3.400 unit mesin ATM Diebold dan NCR. Argenta menjual satu unit mesin ATM seharga US$ 8.000 hingga US$ 15.000. Penurunan harga mesin ATM membuat Argenta hanya menargetkan penjualan tahun 2010 sebesar Rp 130 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mandiri gunakan banyak mesin ATM produksi Diebold
JAKARTA. Produsen mesin anjungan tunai mandiri (ATM) asal Ohio, Amerika Serikat (AS), Diebold Inc., melalui anak usahanya diduga melakukan penyuapan terhadap pejabat bank badan usaha milik negara (BUMN) di beberapa negara untuk pengadaan mesin ATM. Suap pada pejabat bank milik pemerintah di China dan Indonesia diberikan dalam bentuk perjalanan gratis ke tujuan wisata populer di AS dan Eropa. Securities and Exchange Commission (SEC) AS menyatakan Diebold telah setuju untuk membayar lebih dari US$ 48 juta untuk menyelesaikan tuduhan SEC dan menyelesaikan masalah kriminal paralel. Lembaga anti korupsi dan monopoli negeri Paman Sam tersebut memaparkan bahwa anak usaha Diebold di China dan Indonesia menghabiskan sekitar US$ 1,8 juta untuk perjalanan, hiburan, dan hadiah lainnya yang tidak pantas untuk pejabat senior dari bank, hal ini disinyalir dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Sekitar US$ 1,6 juta atau Rp 17,45 miliar dikeluarkan untuk menyuap pejabat bank milik pemerintah di sana guna melancarkan proyek di China. Sedangkan untuk menyuap pejabat bank BUMN di Indonesia, perusahaan tersebut mengeluarkan dana sebesar US$ 147.000 atau setara Rp 1,6 miliar. Di Indonesia sendiri, terdapat setidaknya dua bank pelat merah yang menggunakan mesin ATM besutan Diebold. Pertama adalah PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk. Rekor MURI dengan Diebold Bank Mandiri, hingga Agustus 2013 tercatat memiliki 11.454 ATM. Dari jumlah itu, 10.077 unit adalah mesin ATM tunai, 38 ATM Drive Thru, 43 Mobile, 1.000 ATM non tunai, dan 296 unit ATM setoran tunai. Bank Mandiri pada saat yang sama bahkan menerima rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) karena berhasil memasang 1.421 ATM dalam satu bulan. Pemasangan ATM yang merupakan hasil kerja sama dengan Diebold itu dilakukan pada Juni 2013 dan tersebar di 31 provinsi. Mandiri pun telah mengeluarkan investasi Rp 111 miliar untuk membeli 1.500 ATM di tahun ini. Mesin ATM ini terdiri dari berbagai jenis seperti ATM tunai, mobile, setoran tunai, dan drive thru. Transaksi di ATM Mandiri pada periode Januari-Juni 2013 mencapai 442 juta transaksi. Jumlah itu naik 12% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 394 juta transaksi. Pada posisi Juni, jumlah transaksi melalui ATM mencapai 442 juta transaksi. Angka tersebut tumbuh 12,3%. Di periode yang sama tahun lalu, jumlah transaksinya yakni 394 juta transaksi. Kemudian, volume transaksinya yaitu Rp 366 triliun. Jumlah itu tumbuh 16,7% dari Rp 314 triliun. Melalui penambahan ATM tahun ini, Hery menargetkan pertumbuhan jumlah transaksi meningkat 17% dan volume transaksi naik 18,5% di akhir 2013. Sementara itu, BRI mengklaim pihaknya tidak lagi menggunakan mesin ATM produksi Diebold sejak 2005. Sampai akhir tahun 2013, BRI menargetkan memiliki mesin ATM sebanyak 20.000 unit. Sepanjang 2013 saja, BRI menargetkan pertumbuhan mesin ATM sebanyak 5.000 unit. Maret 2013, jumlah mesin ATM BRI tercatat sebanyak 14.367 unit. Pada akhir 2011, jumlah mesin ATM BRI mencapai 7.292 unit, yang meningkat drastis pada 2012 menjadi 14.292 unit. Sayang KONTAN belum dapat menemukan data berapa jumlah mesin ATM produksi Diebold yang digunakan oleh BRI. Berdasarkan data KONTAN, salah satu distributor mesin ATM Diebold di Indonesia adalah PT Argenta Adhiloka Pratama. Pada April 2010 saja, Argenta berhasil membukukan pendapatan Rp 180 miliar. Hingga akhir 2009, Argenta telah berhasil mendistribusikan 3.400 unit mesin ATM Diebold dan NCR. Argenta menjual satu unit mesin ATM seharga US$ 8.000 hingga US$ 15.000. Penurunan harga mesin ATM membuat Argenta hanya menargetkan penjualan tahun 2010 sebesar Rp 130 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News