Mandiri ingin bersaing dengan kredit UMKM BRI



BANDUNG. Dengan menguasai aset sebesar Rp 635,6 triliun per Desember 2012, Bank Mandiri mencatatkan diri sebagai bank terbesar di negeri ini. Nilai asetnya lebih tinggi Rp 84 triliun dibandingkan Bank Rakyat Indonesia (BRI), yang menempati peringkat kedua. Namun, dari sisi mencetak untung, BRI jawaranya. Selisih laba Rp 3 triliun. Tahun lalu, BRI meraup laba Rp 18,5 triliun, sementara Bank Mandiri Rp 15,5 triliun

Perbedaan nasib ini memang akibat banyak faktor. Namun, pemicu utama, fokus bisnis yang mereka geluti.  Dari total kredit BRI sekitar Rp 361 triliun, lebih dari 75% mengalir ke usaha mikro kecil dan memengah (UMKM) yang berbunga tinggi.

Sedangkan Bank Mandiri lebih banyak bermain di kredit korporasi. Tak heran jika margin bunga bersih (NIM) BRI mencapai 8%, sementara Bank Mandiri di kisaran 5%


Belajar dari kondisi tersebut, tak heran jika Mandiri berencana menggeber kredit UMKM. Selain meningkatkan penyaluran kredit produktif, pemilihan segmen ini juga demi mengerek kemampuan mencetak laba

Caranya, memanfaatkan bank usaha patungan dengan Pos Indonesia dan Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen), serta memanfaatkan jaringan Mandiri. "Kami sudah masuk terbesar kedua di UMKM setelah BRI," klaim Direktur Commercial and Business Banking Bank Mandiri, Sunarso, Jumat (1/3).

Mandiri membidik pertumbuhan UMKM sebesar 38% menjadi Rp 78,66 triliun pada Desember 2013 dan sebesar 53% atau Rp 120 triliun pada akhir 2014. "Saat ini porsi kredit korporasi kami 70%, sisanya ritel. Kedepan kami menggeser porsi kredit korporasi menjadi 60%," ucap Sunarso.

Tahun lalu, total kredit UMKM Mandiri  Rp 57 triliun,  terdiri dari mikro Rp 19 triliun ke 60.000 debitur dan usaha kecil dan menengah (UKM) Rp 38 triliun untuk 814.000 debitur. Akses dan jaringan menjadi kunci utama menggeber bisnis UMKM. "Kami  menjemput bola pengusaha   bankable," ucap Sunarso.

Strategi lain, membangun dua unit kerja yakni business banking floor dan business banking desk. Unit pertama untuk menyetujui pencairan kredit bagi debitur yang layak. Sedangkan, business banking desk bertugas mencari pengusaha yang membutuhkan kredit. 

Akhri 2012, perseroan mencatat jaringan mikro mencapai 2.212 atau bertambah 309 kantor dari periode sebelumnya "Ke depan jaringan kami akan lebih kuat, jika bank joint venture resmi beroperasi," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: