Mandiri Ingin Hapus Buku Rp 33 Triliun



JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk ingin menghapusbukukan (write off) piutang tak tertagih senilai Rp 33 triliun. Kini, Bank Mandiri menunggu kepastian izin dari Kementerian Keuangan untuk mewujudkan niatan tersebut.

"Piutang ini sudah masuk ke dalam extra accountable sehingga tidak mempengaruhi non performing loan (NPL) lagi," kata Pahala N. Mansyuri, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Senin (5/7). Ia bilang, berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun 2007, sudah disetujui penghapusbukuan piutang tak tertagih senilai Rp 9 triliun - Rp 12 triliun.

Niat Mandiri ini meluncur seiring kabar yang menyebutkan bahwa Kementerian Keuangan bakal melakukan Harmonisasi terhadap UU Nomor 49/PRP/1960 tentang Penghapusbukuan Piutang Tak Tertagih Bank-Bank Pemerintah.


Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini mengatakan, jika benar harmonisasi tersebut dilakukan, kinerja bank pelat merah bakal meningkat. "Kalau piutang tak tertagih dihapusbukukan, kami akan mempunyai keleluasaan sehingga dapat memberikan biaya tertagih terhadap debitur," tambahnya.

Saat ini, Bank Mandiri sedang memproses restrukturisasi utang para debitur bandel. Antara lain, Buana Indah dan Domba Mas. April lalu, Legal and Litigation Department Credit Recovery II Group Bank Mandiri M. Arifin Firdaus memperkirakan, pemulihan aset kredit bermasalah Bank Mandiri tahun ini bisa mencapai Rp 2,2 triliun.

Pahala menambahkan, saat ini NPL gross Bank Mandiri tercatat sebesar 2,6% sedangkan NPL nett sebesar 0,55%.

Ekspansi kredit valas

Meski masalah piutang tak tertagih belum terselesaikan, Bank Mandiri tetap gencar menyalurkan kredit. Khusus untuk kredit dalam valuta asing (valas), Bank Mandiri berencana menambah penyaluran kredit valas sebesar US$ 300 juta dalam revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun ini.

Pahala bilang, kenaikan penyaluran kredit balas ini sejalan dengan pertumbuhan ekspor dan impor di Indonesia. Selain itu, penyaluran kredit valas juga bisa mengoptimalkan likuiditas valas Bank Mandiri. "Saat ini kami memiliki kelebihan likuiditas US$ 1,6 miliar," ujarnya.

Dengan kredit valas ini, Mandiri berharap bisa menjaga rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) valas di level 75%. Saat ini, LDR valas Mandiri berada di level 71%. Hingga Mei 2010, Mandiri telah menyalurkan kredit valas senilai US$ 3,3 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test