Mandiri Investasi Targetkan Total Dana Kelolaan Rp 66 Triliun di 2020



Jakarta - Dalam menghadapi era disrupsi, investor di Indonesia didorong memiliki strategi sekaligus solusi efektif untuk menghadapinya.

Merespons hal tersebut, PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) mengadakan Market Outlook bertema The Wind of Change: Surviving The Age of Disruptions di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta.

Bersama para pakar, market outlook tersebut mengulas bagaimana Mandiri Investasi menyediakan solusi investasi yang inovatif untuk para investor.


Direktur Utama Mandiri Investasi, Alvin Pattisahusiwa mengatakan, Mandiri Investasi telah menyiapkan berbagai ekosistem dalam mensiasati era disruptions itu.

“Contohnya kami memiliki produk Reksa Dana yang memiliki fitur pencairan di hari yang sama (sameday settlement atau ‘T+0’) yang dikenal dengan nama Reksa Dana Mandiri Investa Pasar Uang 2 (MIPU2),” kata Alvin dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.

Lebih jauh Alvin mengatakan, reksa dana ini untuk mendukung ekosistem digital dengan menyasar e-wallet dari industri fintech.

“Selain itu Mandiri Investasi juga telah memiliki produk Reksa Dana all weather fund yaitu Reksa Dana Mandiri Investasi Obligasi Nasional bagi investor yang ingin memilliki fleksibilitas untuk berinvestasi dalam surat utang negara berdenominasi USD dan/atau Rupiah,” ujarnya.

Sebagai informasi, dalam mempertahankan posisi perseroan sebagai salah satu market leader di industri Reksa Dana Nasional, Mandiri Investasi telah menyiapkan complimentary ecosystem agar para investor tetap dapat berinvestasi secara optimal di tengah situasi perekonomian global dan nasional saat ini.

Dalam kesempatan tersebut Alvin juga mengatakan, selain menyiapkan ekosistem, pihaknya juga memiliki produk Reksa Dana yang telah di revamp dengan tema global disruption.

“Yaitu Reksa Dana Mandiri Global Sharia Equity Dollar (MGSED) yang berinvestasi pada portofolio Efek Syariah Luar Negeri yang memiliki kemampuan untuk melakukan disruptions pada level global,” jelasnya.

Selain itu, Mandiri Investasi juga memiliki produk yang memberikan disruptions kepada produk konvensional industri Reksa Dana yaitu produk-produk Investasi Alternatif seperti KIK EBA, KIK DINFRA, dan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT).

“Di tahun ini, kami juga berencana menerbitkan produk inovatif Investasi Alternatif lainnya yaitu KIK EBA Syariah dan DINFRA lanjutan” lanjut Alvin.

Hingga akhir tahun 2019, PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) berhasil mencapai Asset Under Management (AUM) Reksa Dana sebesar Rp 44,9 Triliun.

Sementara total dana kelolaan, termasuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), Produk Investasi Alternatif, Pengelolaan Dana 2/2 Nasabah Individu, serta AUM dari Mandiri Investment Management Singapore (MIMS) di akhir tahun 2019 mencatatkan total dana kelolaan sebesar Rp 63,4 Triliun.

Kondisi global yang cenderung positif dinilai menjadi modal yang baik untuk pergerakan pasar keuangan di 2020, khususnya untuk kelas aset berisiko tinggi seperti saham.

Sementara di sisi lain, diperkirakan kebijakan moneter yang cukup longgar dari bank sentral AS juga masih akan tetap berlanjut, sehingga Bank Indonesia masih memiliki ruang untuk melakukan satu atau dua kali pemotongan suku bunga di tahun 2020 yang akan berdampak positif bagi kelas aset pendapatan tetap.

Dengan strategi tersebut, Mandiri Investasi optimis targetkan Total Dana Kelolaan tembus hingga Rp 66 Triliun di tahun 2020.

Seperti diketauhi, Market Outlook yang digelar mandiri Investasi kai ini dibuka oleh Direktur Utama Mandiri Investasi, Alvin Pattisahusiwa.

Dalam acara tersebut hadir pula keynote speaker Dr. Mohammad Ikhsan (Staf Khusus II Menteri BUMN); guest speaker Prof. Rhenald Kasali, Ph.D; dengan panelis Dionisius Nathaniel (Chief Marketing Officer Traveloka), Eddi Danusaputro (Direktur Utama PT Mandiri Capital Indonesia), dan Aldo Perkasa (Deputy CIO Mandiri Investasi).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Indah Sulistyorini