KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk menjelaskan kenapa NPL industri perbankan dua sektor yaitu konstruksi dan perdagangan masih tinggi. Ahmad Siddik Badruddin, Direktur Risk Management and Compliance Bank Mandiri bilang tingginya NPL konstruksi karena pelemahan permintaan di sektor properti. "Beberapa debitur yang mengerjakan konstruksi bangunan dan perumahan menurun kualitasnya akibat pelemahan permintaan di sektor properti," kata Siddik kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1). Selain itu, untuk sektor konstruksi ada juga beberapa debitur yang memiliki proyek dengan skema pembayaran kontrak terima jadi (turnkey). Sehingga yang tidak memiliki cashflow yang kuat akan menurun kualitas kreditnya. Untuk NPL perdagangan cukup tinggi karena daya beli masyarakat yang belum pulih. Sebagai gambaran, per Oktober 2017 rasio kredit bermasalah dua sektor ini masih cukup tinggi. NPL perdagangan 4,38% sedangkan NPL konstruksi 3,54%.
Mandiri jelaskan tingginya NPL di 2 sektor
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk menjelaskan kenapa NPL industri perbankan dua sektor yaitu konstruksi dan perdagangan masih tinggi. Ahmad Siddik Badruddin, Direktur Risk Management and Compliance Bank Mandiri bilang tingginya NPL konstruksi karena pelemahan permintaan di sektor properti. "Beberapa debitur yang mengerjakan konstruksi bangunan dan perumahan menurun kualitasnya akibat pelemahan permintaan di sektor properti," kata Siddik kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1). Selain itu, untuk sektor konstruksi ada juga beberapa debitur yang memiliki proyek dengan skema pembayaran kontrak terima jadi (turnkey). Sehingga yang tidak memiliki cashflow yang kuat akan menurun kualitas kreditnya. Untuk NPL perdagangan cukup tinggi karena daya beli masyarakat yang belum pulih. Sebagai gambaran, per Oktober 2017 rasio kredit bermasalah dua sektor ini masih cukup tinggi. NPL perdagangan 4,38% sedangkan NPL konstruksi 3,54%.