Mandiri prediksi BOPO naik sampai akhir 2016



JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk memprediksi rasio biaya operasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO) masih akan naik sampai akhir tahun ini.  Salah satunya karena adanya pencadangan yang dilakukan oleh bank berkode emiten BMRI ini.

Sekertaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, tren kenaikan BOPO memang masih akan terjadi sampai akhir tahun. Hal ini karena terkait rasio pencadangan yang dianggarkan bank. "Namun kami prediksi tahun depan, seiring dengan tren pencadangan membaik, BOPO kami juga akan turun, " ujar Rohan, Senin (5/8).

Hingga semester I 2016, tercatat Pre-Provision Operating Profit (PPOP) Bank Mandiri mencapai Rp19,3 triliun atau secara tahunan tumbuh 13,3%. Untuk menurunkan BOPO, bank berlogo pita emas ini akan melakukan efisiensi utamanya terkait dengan biaya operasional.


Sampai Juni 2016, tercatat BOPO Bank Mandiri sebesar 78,56% atau naik 1.081 bps yoy.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meramalkan, kenaikan rasio BOPO perbankan berpotensi berlanjut sampai akhir tahun ini. Hal ini karena lembaga pengawasan mikroprudensial ini memandang bank di Indonesia masih dalam tahap ekspansi sehingga membutuhkan biaya operasional yang tidak sedikit untuk ekspansi sistem pembayaran dan jaringan.

Direktur Pengawas Perbankan 3 OJK, Anung Herlianto mengatakan, beberapa penyebab biaya operasional bank tinggi adalah dari biaya overhead untuk ekspansi, invstasi dan gaji karyawan.

“Rasio BOPO yang tinggi ini menyebabkan margin keuntungan perbankan NIM sebesar 5,59% per Juni jika dikonversikan ke imbal hasil aset atau ROA hanya menjadi 2,31%,” ujar Anung, Senin (5/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini