JAKARTA. Perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi tantangan tersendiri bagi industri perbankan. Tantangan juga datang dari ketidakpastian kondisi ekonomi global, turunnya harga komoditas dan anjloknya nilai tukar rupiah. Dengan berbagai kondisi tersebut, perbankan Tanah Air mengalami tekanan dari turunnya pertumbuhan pinjaman dan kenaikan rasio pinjaman bermasalah atau non performing loan (NPL). Tingginya NPL di industri perbankan, membuat bank harus menyisihkan labanya ke dalam pos Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Akibatnya laba bank pun tergerus. Secara industri, pada semester I-2015 lalu industri perbankan hanya mampu mengumpulkan laba sebesar Rp 50,84 triliun, lebih rendah 12,98% dibandingkan laba perbankan di semester I-2014 yang sebesar Rp 58,43 triliun. Jika dibandingkan dengan Desember 2014, penurunan laba industri perbankan mencapai 54,67%. Raihan laba industri perbankan pada akhir 2014 mencapai Rp 112,16 triliun. Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Budi Gunadi Sadikin menuturkan, profit industri perbankan menurun karena bank menganggarkan biaya untuk pembentukan CKPN. "Mandiri sendiri masih tumbuh profitnya single digit," kata Budi Gunadi kepada KONTAN, Selasa (15/9). Jika ditilik dari laporan keuangan semester I-2015, bank yang sahamnya di bursa dikenal dengan kode BMRI mencetak laba Rp 9,61 triliun, turun 0,62% ketimbang labanya per Juni 2014 yang sebesar Rp 9,67 triliun. Laba tahun berjalan yang diraih Bank Mandiri pada paruh pertama 2015 juga mengalami penurunan sebesar 51,63% jika dibandingkan dengan realisasi laba perseroan pada akhir Desember 2014 yang mencapai Rp 19,87 triliun. Meski demikian, secara bulanan atau month on month (MoM), laba BMRI per Juli 2015 tumbuh 11,44% menjadi Rp 10,71 triliun dibanding per Juni 2014 yang sebesar Rp 9,61 triliun. Budi memperkirakan, profit perseroan pada akhir triwulan III-2015 masih akan mengalami tren pertumbuhan. "Profit Bank Mandiri secara triwulanan akan stabil dan secara tahunan akan sedikit mengalami kenaikan," ujar Budi. Untuk mencapai realisasi laba tersebut, Bank Mandiri akan menjaga rasio margin bunga bersih atau net interest margin sedikit di bawah level 6%.
Mandiri proyeksikan laba kuartal III-2015 membaik
JAKARTA. Perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi tantangan tersendiri bagi industri perbankan. Tantangan juga datang dari ketidakpastian kondisi ekonomi global, turunnya harga komoditas dan anjloknya nilai tukar rupiah. Dengan berbagai kondisi tersebut, perbankan Tanah Air mengalami tekanan dari turunnya pertumbuhan pinjaman dan kenaikan rasio pinjaman bermasalah atau non performing loan (NPL). Tingginya NPL di industri perbankan, membuat bank harus menyisihkan labanya ke dalam pos Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Akibatnya laba bank pun tergerus. Secara industri, pada semester I-2015 lalu industri perbankan hanya mampu mengumpulkan laba sebesar Rp 50,84 triliun, lebih rendah 12,98% dibandingkan laba perbankan di semester I-2014 yang sebesar Rp 58,43 triliun. Jika dibandingkan dengan Desember 2014, penurunan laba industri perbankan mencapai 54,67%. Raihan laba industri perbankan pada akhir 2014 mencapai Rp 112,16 triliun. Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Budi Gunadi Sadikin menuturkan, profit industri perbankan menurun karena bank menganggarkan biaya untuk pembentukan CKPN. "Mandiri sendiri masih tumbuh profitnya single digit," kata Budi Gunadi kepada KONTAN, Selasa (15/9). Jika ditilik dari laporan keuangan semester I-2015, bank yang sahamnya di bursa dikenal dengan kode BMRI mencetak laba Rp 9,61 triliun, turun 0,62% ketimbang labanya per Juni 2014 yang sebesar Rp 9,67 triliun. Laba tahun berjalan yang diraih Bank Mandiri pada paruh pertama 2015 juga mengalami penurunan sebesar 51,63% jika dibandingkan dengan realisasi laba perseroan pada akhir Desember 2014 yang mencapai Rp 19,87 triliun. Meski demikian, secara bulanan atau month on month (MoM), laba BMRI per Juli 2015 tumbuh 11,44% menjadi Rp 10,71 triliun dibanding per Juni 2014 yang sebesar Rp 9,61 triliun. Budi memperkirakan, profit perseroan pada akhir triwulan III-2015 masih akan mengalami tren pertumbuhan. "Profit Bank Mandiri secara triwulanan akan stabil dan secara tahunan akan sedikit mengalami kenaikan," ujar Budi. Untuk mencapai realisasi laba tersebut, Bank Mandiri akan menjaga rasio margin bunga bersih atau net interest margin sedikit di bawah level 6%.