Mandiri Ragu Berikan Kredit, Proyek Krakatau Molor



JAKARTA. Rencana PT Meratus Jaya Steel and Iron, anak perusahaan PT Krakatau Steel (KS) untuk mendirikan pabrik, urung dilaksanakan. Padahal, pemerintah mencanangkan peletakan batu pertama dapat dilaksanakan pada 1 November 2008 mendatang. Direktur Utama PT Meratus Jaya Steel and Iron Anwar Ibrahim mengatakan, "Kemungkinan baru bisa dilaksanakan pada bulan Desember," katanya, kemarin. Menurut Anwar, ada beberapa alasan yang membuat proyek tersebut terkendala.Pertama, hingga saat ini tender konstruksi fisik yang dilaksanakannya belum kunjung selesai. Padahal, hingga saat ini sudah ada tiga perusahaan baik lokal maupun asing yang berminat mengikuti tender. "Semuanya masih dalam proses," tegasnya.Kedua, masalah pendanaan. Awalnya, yang berniat mendanai proyek ini adalah konsorsium perbankan yang terdiri Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Namun, entah kenapa Bank Mandiri hingga saat ini belum memastikan langkahnya untuk memberikan kucuran kredit. “Saya enggak tau alasannya, tanya saja sama Mandiri," paparnya. Namun, Anwar bilang pendanaan proyek tersebut sebesar 65% berasal dari perbankan sementara sisanya dari dana internal.Sekretaris Perusahaan PT Krakatau Steel Raden Gunawan mengatakan ia tidak mempermasalahkan tentang molornya pembangunan pabrik tersebut. Pasalnya, PT KS memang menargetkan peletakan batu pertamanya paling lambat dilaksanakan pada Desember mendatang. "Yang penting 2009 sudah bisa berproduksi," paparnya.Abdurrahman, Direktur Keuangan Bank Mandiri, enggan memberikan komentar. "Tanya saja sama direktur yang lain," kilahnya. Sementara Group Head Korporasi Bank Mandiri Shuwono membantah kabar tersebut. Menurutnya, ia malah menawarkan untuk menjadi arranger dari konsorsium tersebut namun hingga kini PT Meratus belum memberikan jawaban. "Saya masih menunggu jawaban konkret," tegasnya.Asal tahu saja, proyek ini sebelumnya terbentur lahan. Namun, akhirnya pemerintah memutuskan akan menggunakan lahan inbreng dari pemerintah daerah Kalimantan Selatan di daerah kawasan perekonomian terpadu (Kapet) di Batu Licin seluas 200 hektar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: