Mandiri salurkan kredit di Hong Kong US$132 juta



JAKARTA. Perbankan Indonesia memperkuat bisnis di kawasan Asia. Bank Mandiri misalnya, berusaha meningkatkan pertumbuhan bisnis di kantor cabang Hong Kong, seperti melayani pengembangan bisnis perusahaan Indonesia yang memiliki bisnis di Hong Kong dan China, maupun perusahaan-perusahaan Hong Kong dan China yang ada di Indonesia.

Setidaknya, Bank Mandiri Hong Kong mencatat, sampai Agustus pihaknya sudah menyalurkan kredit US$ 132 juta atau tumbuh 27% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya senilai US$ 104 juta.

Adapun, kualitas kredit yang diberikan tetap terjaga yang tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sebesar 0%. "Pencapaian sebagai wujud pengembangan bisnis di luar negeri," kata Dikdik Yustandi, General Manager Bank Mandiri Hong Kong, Minggu (29/9).


Selain menyalurkan kredit, bank berpelat merah itu memberikan fasilitas pembiayaan perdagangan ekspor impor atau trade finance. Di Agustus 2013 lalu, transaksi trade finance mencapai lebih dari US$ 361 juta atau tumbuh 14% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012 yang tercatat sebesar US$ 318 juta.

Nah, untuk mendongkrak perdagangan internasional Indonesia, perseroan menargetkan volume transaksi trade finance Bank Mandiri Hong Kong tumbuh 20% dibandingkan tahun lalu. "Kami akan memperkuat bisnis trade finance di cabang Hong Kong," tambah Dikdik.

Sementara itu, bank yang berpusat di Indonesia itu juga menggeber bisnis layanan pengiriman jasa atau remitansi di Hong Kong. Sampai Agustus, perseroan membukukan total transaksi remittance lebih dari US$ 3 miliar atau tumbuh 31% dibandingkan periode yang sama tahun 2012 sebesar US$ 2,3 miliar.

Nilai tersebut termasuk transaksi incoming/outgoing remittance yang dilakukan Cabang Hong Kong dalam mata uang dollar Amerika Serikat, Euro, Yen Jepang, dollar Hong Kong, serta remitansi dalam mata uang rupiah ke Indonesia yang kebanyakan dilakukan oleh pekerja migran.

Dikdik menambahkan, frekuensi transaksi remittance yang dilakukan pekerja migran Indonesia melalui Bank Mandiri Hong Kong hingga Agustus 2013 mencapai 24.000 transaksi dengan nilai lebih dari Rp 105 miliar.

Setiap pekan, pengiriman uang oleh pekerja migran Indonesia di Hong Kong melalui Bank Mandiri rata-rata mencapai Rp 4 miliar. Catatan saja, saat ini terdapat 160.000 orang pekerja migran Indonesia di Hong Kong.

Perseroan tidak hanya melayani jasa pengiriman uang (remitansi) bagi para pekerja migran Indonesia, namun juga mendorong pekerja menabung sehingga dapat meningkatkan dana pihak ketiga (DPK).

Pasalnya, sekitar 89% transaksi pengiriman uang ditujukan ke rekening tabungan Bank Mandiri yang ada di Indonesia. "Ke depan, ini juga bisa sebagai modal usaha bagi para pekerja imigran," ucap Dikdik.

Menurutnya, Bank Mandiri Hong Kong terus mengupayakan berbagai strategi dan implementasi untuk meningkatkan pelayanan. Diantaranya, pengembangan prosedur dan sistem untuk memenuhi kebutuhan serta permintaan pengiriman uang ke Indonesia. Maklum saja, bisnis remitansi ini menguntungkan bank, karena bank memperoleh pendapatan komisi atau fee based income, serta perolehan dana murah dari tabungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri