JAKARTA. PT Mandiri Sekuritas telah menyiapkan strategi untuk melepas saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Jika tak ada aral melintang, Mandiri Sekuritas akan melepas saham Garuda lewat penerbitan obligasi tukar (exchangeable bond) pada tahun 2011. Direktur Mandiri Sekuritas Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, nilai obligasi tukar tersebut akan setara dengan proyeksi harga saham Garuda dalam tiga tahun ke depan, yakni sekitar Rp 700-Rp 750 per saham. Ini merupakan harga saham Garuda ketika pertama kali dilepas kepada publik, 11 Februari 2011. "Kita akan menerbitkan exchangeable bond ini dengan bunga tertentu," imbuh Kartika. Kemudian, saat jatuh tempo tiga tahun kemudian, Mandiri Sekuritas akan melakukan pembayaran pokok obligasi dengan saham Garuda. Jika saat jatuh tempo ini saham Garuda sudah berharga lebih dari Rp 750 per saham maka investor beruntung. Menurut sumber KONTAN, sebenarnya ada opsi lain, yaitu melepas saham Garuda tersebut kepada investor strategis. Saat ini, cukup banyak investor strategis yang meminati saham Garuda. Jadi, sebetulnya tidak begitu sulit bagi tiga sekuritas penjamin emisi saham Garuda untuk menjual saham perusahaan penerbangan ini. Masalahnya, investor strategis tentu mempunyai tuntutan yang berbeda. "Misalnya, kalau saya beli, saya dapat apa? Apakah bisa menempatkan orang di direksi?" ujar si sumber. Tentu saja, hal seperti ini di luar kewenangan underwriter, tapi harus ada kebijakan dari Kementerian BUMN. Sekadar menyegarkan ingatan, IPO Garuda memang menyisakan kisah sedih buat tiga sekuritas milik pemerintah yang menjadi underwriter atau penjamin emisinya. Mereka adalah PT Bahana Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Danareksa Sekuritas. Akibat harga saham perdana yang dinilai investor terlalu tinggi, ketiga sekuritas ini harus menelan banyak saham yang tidak terserap oleh pasar. Mereka terpaksa merogoh kocek cukup dalam, bahkan berutang, untuk membeli saham perdana Garuda tersebut. Total jenderal, ketiga penjamin emisi menombok hampir Rp 2,3 triliun atau masing-masing sekitar Rp 750 miliar. Namun, manajemen Mandiri Sekuritas mengaku, saham Garuda yang saat ini masih tersangkut di Mandiri Sekuritas sudah tidak begitu banyak. "Jumlahnya sedikit. Kurang lebih 2% dari total saham beredar," tutur Kartika, menolak menyebut nilainya. Hari ini (3/8), saham Garuda hanya dihargai Rp 490 per saham. Menurut Teguh Wirahadikusumah, Head of Asset Recovery Mandiri Sekuritas, ada dua hal yang menyebabkan saham Garuda tak kunjung naik. Pertama, karena pasar tidak begitu mengetahui kondisi kinerja Garuda yang sebenarnya. Kedua, ada semacam market hangover. Artinya, ada kekhawatiran di kalangan investor ritel, ketika mereka menaikkan harga jual-beli saham Garuda, ketiga underwriter akan langsung mengguyur saham tersebut. Maklum, kepemilikan mereka saat ini sangat besar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mandiri Sekuritas siapkan strategi lepas Garuda
JAKARTA. PT Mandiri Sekuritas telah menyiapkan strategi untuk melepas saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Jika tak ada aral melintang, Mandiri Sekuritas akan melepas saham Garuda lewat penerbitan obligasi tukar (exchangeable bond) pada tahun 2011. Direktur Mandiri Sekuritas Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, nilai obligasi tukar tersebut akan setara dengan proyeksi harga saham Garuda dalam tiga tahun ke depan, yakni sekitar Rp 700-Rp 750 per saham. Ini merupakan harga saham Garuda ketika pertama kali dilepas kepada publik, 11 Februari 2011. "Kita akan menerbitkan exchangeable bond ini dengan bunga tertentu," imbuh Kartika. Kemudian, saat jatuh tempo tiga tahun kemudian, Mandiri Sekuritas akan melakukan pembayaran pokok obligasi dengan saham Garuda. Jika saat jatuh tempo ini saham Garuda sudah berharga lebih dari Rp 750 per saham maka investor beruntung. Menurut sumber KONTAN, sebenarnya ada opsi lain, yaitu melepas saham Garuda tersebut kepada investor strategis. Saat ini, cukup banyak investor strategis yang meminati saham Garuda. Jadi, sebetulnya tidak begitu sulit bagi tiga sekuritas penjamin emisi saham Garuda untuk menjual saham perusahaan penerbangan ini. Masalahnya, investor strategis tentu mempunyai tuntutan yang berbeda. "Misalnya, kalau saya beli, saya dapat apa? Apakah bisa menempatkan orang di direksi?" ujar si sumber. Tentu saja, hal seperti ini di luar kewenangan underwriter, tapi harus ada kebijakan dari Kementerian BUMN. Sekadar menyegarkan ingatan, IPO Garuda memang menyisakan kisah sedih buat tiga sekuritas milik pemerintah yang menjadi underwriter atau penjamin emisinya. Mereka adalah PT Bahana Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Danareksa Sekuritas. Akibat harga saham perdana yang dinilai investor terlalu tinggi, ketiga sekuritas ini harus menelan banyak saham yang tidak terserap oleh pasar. Mereka terpaksa merogoh kocek cukup dalam, bahkan berutang, untuk membeli saham perdana Garuda tersebut. Total jenderal, ketiga penjamin emisi menombok hampir Rp 2,3 triliun atau masing-masing sekitar Rp 750 miliar. Namun, manajemen Mandiri Sekuritas mengaku, saham Garuda yang saat ini masih tersangkut di Mandiri Sekuritas sudah tidak begitu banyak. "Jumlahnya sedikit. Kurang lebih 2% dari total saham beredar," tutur Kartika, menolak menyebut nilainya. Hari ini (3/8), saham Garuda hanya dihargai Rp 490 per saham. Menurut Teguh Wirahadikusumah, Head of Asset Recovery Mandiri Sekuritas, ada dua hal yang menyebabkan saham Garuda tak kunjung naik. Pertama, karena pasar tidak begitu mengetahui kondisi kinerja Garuda yang sebenarnya. Kedua, ada semacam market hangover. Artinya, ada kekhawatiran di kalangan investor ritel, ketika mereka menaikkan harga jual-beli saham Garuda, ketiga underwriter akan langsung mengguyur saham tersebut. Maklum, kepemilikan mereka saat ini sangat besar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News