Mandiri Sekuritas stagnan gara-gara telan GIAA



JAKARTA. PT. Mandiri Sekuritas memproyeksikan laba bersih di sepanjang tahun ini stagnan dibandingkan tahun lalu. Kewajibannya membeli saham IPO PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang tidak terserap menjadi salah satu penyebabnya. Kalau melihat kinerja tahun lalu, laba bersih sekuritas berkode CC itu pada 2010 mengalami kenaikan signifikan yaitu sebesar 123% dibandingkan 2009. Mandiri Sekuritas mencatatkan laba bersih di tahun lalu sebesar Rp 103,32 miliar naik dari Rp 46,17 miliar. Managing Director Mandiri Sekuritas Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, kenaikan laba bersih yang fantastis itu karena tahun lalu, Mandiri Sekuritas mendapatkan mandat untuk menjadi penjamin emisi perusahaan, baik yang mencatatkan sahamnya ke publik (IPO) maupun obligasi. Tahun lalu, Mandiri Sekuritas menangani IPO beberapa perusahaan seperti PT PP Tbk (PTPP), PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Tapi tahun ini, ia memperkirakan laba bersih anak usaha Bank Mandiri tersebut cenderung akan stagnan. Ditengarai penyebabnya adalah kewajiban Mandiri Sekuritas membeli saham IPO GIAA yang tidak terserap. Untuk mengurangi exposure kerugian, Kartiko berharap harga saham BUMN penerbangan itu bisa bergerak ke posisi Rp 600 per saham. "Kalau (saham) Garuda bisa naik sampai Rp 600 atau lebih, performa kita dengan tahun lalu tidak akan jauh berbeda," ujarnya. Harga saham GIAA hingga saat ini masih melandai sejak dicatatkan pertama kali di Bursa Efek Indonesia. Harga saham IPO GIAA dibanderol sebesar Rp 750 per saham, tapi setelah sekian lama diperdagangkan tidak pernah naik harganya. Pada penutupan hari ini harga saham GIAA ditutup stagnan di level Rp 540 per saham. Sekadar mengingatkan, terdapat 3,008 miliar saham IPO GIAA yang tidak terserap senilai Rp 2,25 triliun. Ada tiga penjamin emisi yang diwajibkan menyerapnya, Mandiri Sekuritas, Danareksa Sekuritas dan Bahana Securities.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.