JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk. telah mengutak-atik rencana penambahan modal Bank Syariah Mandiri (BSM). Dalam rencana terkini, Bank Mandiri akan menambah modal BSM hingga sebesar Rp 199,87 miliar, naik dari rencana sebelumnya, yang cuma Rp 100 miliar. Memang tak semua suntikan modal itu berbentuk dana segar. Dana tunai cuma Rp 100 miliar, adapun sisanya Rp 99,87 miliar berbentuk aset bekas. Dana tunai telah diserahkan 5 Januari lalu. Sedangkan aset bekas telah dilimpahkan pengujung 2008 lalu. Dalam laporan kepada Bursa Efek Indonesia (7/1) Direktur Bank Mandiri Zulkifli Zaini dan Abdul Rachman menyebutkan, aset bekas yang diserahkan ke BSM berupa 22 unit gedung kantor dan dua rumah dinas. Properti itu tersebar di 16 provinsi. Berdasarkan hitungan PT Asian Apprisal Indonesia, nilai aset limpahan itu mencapai Rp 99,87 miliar. Berdasarkan rencana bisnis Bank Mandiri 2008-2010, bank akan menginjeksi modal ke BSM, tunai maupun nontunai, senilai Rp 500 miliar. Bank Mandiri telah menyuntik dana tunai Rp 100 miliar pada Semester I 2008. Suntikan modal akan dilakukan secara bertahap, setiap semester. Jadi, pada 2010 tambahan modal mencapai Rp 500 miliar. Seiring dengan masuknya modal baru, kepemilikan Bank Mandiri di BSM naik menjadi 131,64 juta saham, dari sebelumnya, 91,67 juta saham. Persentase kepemilikan Bank Mandiri tetap 100%. Nilai nominal tiap saham BSM adalah Rp 5.000. Berarti nilai kepemilikan Bank Mandiri di BSM saat ini Rp 658,24 miliar. Bank Mandiri menambah modal untuk memperkuat bisnis BSM. Bank Mandiri menggunakan BSM untuk memperbesar pangsa di pasar ritel, terutama terhadap nasabah berpedoman syariah. Manajemen Bank Mandiri juga memastikan, penambahan modal ini telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia (BI). Izin itu tertuang dalam surat nomor 10/655/DPBI dan nomor 10/656/DPBI tertanggal 31 Desember 2008. Saat ini BSM merupakan penguasa pasar perbankan syariah di Indonesia. Hingga akhir September 2008, nilai aset BSM mencapai Rp 16,5 triliun sementara rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mereka sebesar 11,54%. BSM menyumbang laba Rp 147,38 miliar, paling besar dibandingkan dengan anak usaha Bank Mandiri yang lain. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mandiri Tambah Modal BSM Rp 199,87 M
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk. telah mengutak-atik rencana penambahan modal Bank Syariah Mandiri (BSM). Dalam rencana terkini, Bank Mandiri akan menambah modal BSM hingga sebesar Rp 199,87 miliar, naik dari rencana sebelumnya, yang cuma Rp 100 miliar. Memang tak semua suntikan modal itu berbentuk dana segar. Dana tunai cuma Rp 100 miliar, adapun sisanya Rp 99,87 miliar berbentuk aset bekas. Dana tunai telah diserahkan 5 Januari lalu. Sedangkan aset bekas telah dilimpahkan pengujung 2008 lalu. Dalam laporan kepada Bursa Efek Indonesia (7/1) Direktur Bank Mandiri Zulkifli Zaini dan Abdul Rachman menyebutkan, aset bekas yang diserahkan ke BSM berupa 22 unit gedung kantor dan dua rumah dinas. Properti itu tersebar di 16 provinsi. Berdasarkan hitungan PT Asian Apprisal Indonesia, nilai aset limpahan itu mencapai Rp 99,87 miliar. Berdasarkan rencana bisnis Bank Mandiri 2008-2010, bank akan menginjeksi modal ke BSM, tunai maupun nontunai, senilai Rp 500 miliar. Bank Mandiri telah menyuntik dana tunai Rp 100 miliar pada Semester I 2008. Suntikan modal akan dilakukan secara bertahap, setiap semester. Jadi, pada 2010 tambahan modal mencapai Rp 500 miliar. Seiring dengan masuknya modal baru, kepemilikan Bank Mandiri di BSM naik menjadi 131,64 juta saham, dari sebelumnya, 91,67 juta saham. Persentase kepemilikan Bank Mandiri tetap 100%. Nilai nominal tiap saham BSM adalah Rp 5.000. Berarti nilai kepemilikan Bank Mandiri di BSM saat ini Rp 658,24 miliar. Bank Mandiri menambah modal untuk memperkuat bisnis BSM. Bank Mandiri menggunakan BSM untuk memperbesar pangsa di pasar ritel, terutama terhadap nasabah berpedoman syariah. Manajemen Bank Mandiri juga memastikan, penambahan modal ini telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia (BI). Izin itu tertuang dalam surat nomor 10/655/DPBI dan nomor 10/656/DPBI tertanggal 31 Desember 2008. Saat ini BSM merupakan penguasa pasar perbankan syariah di Indonesia. Hingga akhir September 2008, nilai aset BSM mencapai Rp 16,5 triliun sementara rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mereka sebesar 11,54%. BSM menyumbang laba Rp 147,38 miliar, paling besar dibandingkan dengan anak usaha Bank Mandiri yang lain. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News