Mandiri Tunas Finance pertahankan 3.800 karyawan saat pandemi, berikut strateginya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski kinerja tertekan akibat pandemi Covid-19, PT Mandiri Tunas Finance masih berupaya mempertahakan sekitar 3.800 karyawan yang dimiliki di seluruh Indonesia.

Direktur Keuangan PT Mandiri Tunas Finance Armendra mengaku hingga saat ini belum ada rencana untuk merumahkan para pekerja. Namun, perusahaan mengubah strategi mengenai sumber daya manusia yang dimiliki.

“Kami tidak melakukan layoff pegawai. Strategi yang kami lakukan adalah shifting peran fungsional pegawai untuk menjadi lebih produktif. Misal dari beberapa tenaga penjualan digeser kepada fungsi collection atau maintenance nasabah,” ujar Armendra kepada Kontan.co.id, Senin (7/9).


Baca Juga: Multifinance Restrukturisasi Pendanaan agar Bisnis Tetap Berjalan

Ia juga mengapresiasi rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan memberikan relaksasi terhadap aturan wajib mengalokasikan 2,5% biaya pegawai untuk pendidikan dan pelatihan.

“Sangat mendukung sebagai stimulus tidak langsung kepada multifinance dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. Dan dampaknya tentu pengurangan 2,5% dari biaya total pegawai,” tambah Armendra.

Anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini menyatakan setiap tahunnya pihaknya menyiapkan dana pelatihan dan pendidikan sekitar Rp 20 miliar hingga Rp 25 miliar. Ia menjelaskan, biasanya dana itu digunakan untuk melatih semua karyawan.

“Pelatihan dan pendidikan disesuaikan dengan fungsinya, misal tenaga pemasaran, kita berikan training bagaimana melakukan kegiatan pemasaran yang baik dan benar,” jelas Armendra.

Asal tahu saja, MTF mencatat pembiayaan baru pada bulan Juni 2020 mencapai Rp 527 miliar atau tumbuh 14,5% month to month dibandingkan Mei 2020 senilai Rp 460 miliar.

Baca Juga: Bisnis pembiayaan multifinance turun 10,28% yoy di Juli 2020

Direktur PT Mandiri Tunas Finance Harjanto Tjitohardjojo menyatakan pembiayaan itu ditopang oleh nasabah dari segmen berpenghasilan tetap. Juga dari sektor wirausaha yang menggarap sub sektor kesehatan, logistik, dan pangan.

“Permintaan pembiayaan yang masih bagus ada di Kalimantan dan untuk customer fleet. Namun pembiayaan baru dari awal tahun hingga Juni 2020 mencapai Rp 8,8 triliun. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 13,4 triliun,” pungkas Harjanto.

Selanjutnya: Bantu keuangan multifinance, OJK bakal relaksasi aturan 2,5% biaya pendidikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi