JAKARTA. Siapa bilang pelemahan nilai tukar rupiah selalu menguntungkan eksportir dan memperbesar devisa? Jika melihat tren dan data yang ada, sejak tahun 2012, Indonesia sudah kehilangan momentum mengail gain dari pelemahan rupiah. Sebab, saat rupiah melemah, ekspor Indonesia justru dalam tren turun. Alhasil, dalam situasi seperti itu, agaknya rupiah yang kuat lebih membawa banyak manfaat ketimbang rupiah yang lemah. Sayang, harapan itu menjauh. Sebab, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, Rabu (22/7), rupiah kembali melemah 0,29% terhadap dollar AS menjadi 13.368. Sejak awal tahun, rupiah sudah melemah lebih dari 5%. Toh, menurut catatan BI, nilai rupiah saat ini masih di bawah nilai keekonomiannya (under value) sehingga diklaim masih menguntungkan bagi eksportir. Gubernur BI Agus Martowardojo menyebutkan, saat ini posisi Real Exchange Rate (RER) Indonesia di bawah level 100. Artinya, karena rupiah di bawah nilai keekonomiannya, eksportir Indonesia bisa menikmati gain dari ekspor.
Manfaat pelemahan rupiah sudah lewat
JAKARTA. Siapa bilang pelemahan nilai tukar rupiah selalu menguntungkan eksportir dan memperbesar devisa? Jika melihat tren dan data yang ada, sejak tahun 2012, Indonesia sudah kehilangan momentum mengail gain dari pelemahan rupiah. Sebab, saat rupiah melemah, ekspor Indonesia justru dalam tren turun. Alhasil, dalam situasi seperti itu, agaknya rupiah yang kuat lebih membawa banyak manfaat ketimbang rupiah yang lemah. Sayang, harapan itu menjauh. Sebab, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, Rabu (22/7), rupiah kembali melemah 0,29% terhadap dollar AS menjadi 13.368. Sejak awal tahun, rupiah sudah melemah lebih dari 5%. Toh, menurut catatan BI, nilai rupiah saat ini masih di bawah nilai keekonomiannya (under value) sehingga diklaim masih menguntungkan bagi eksportir. Gubernur BI Agus Martowardojo menyebutkan, saat ini posisi Real Exchange Rate (RER) Indonesia di bawah level 100. Artinya, karena rupiah di bawah nilai keekonomiannya, eksportir Indonesia bisa menikmati gain dari ekspor.