Manfaatkan database nasabah KPR, BTN incar rasio dana murah 50% tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren suku bunga yang terus meningkat membuat bank berlomba-lomba berebut dana murah atau current account and saving account (CASA). Langkah ini dilakukan guna menekan biaya dana alias cost of fund (CoF) yang cenderung meningkat seiring dengan peningkatan bunga dana.

Salah satu bank yang berambisi untuk menggenjot CASA tahun ini antara lain PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Direktur Konsumer BTN Budi Satria mengungkapkan sejak awal tahun pihaknya memang mengincar porsi CASA agar setidaknya mencapai 50% di akhir 2018.

Menurut Budi, target tersebut saat ini masih sesuai dengan rencana. Terbukti, per semester I-2018 porsi CASA bank bersandi emiten BBTN ini berada di level 46,46% dari total dana pihak ketiga (DPK) perseroan yang mencapai Rp 189,62 triliun atau sebesar Rp 88,09 triliun.


Bila merujuk pada presentasi perusahaan, per semester I-2018 BTN mencatatkan porsi CASA menurun dari 46,98% ke level 46,46%. Meski demikian, total dana murah BTN tercatat naik 17,81% dari capaian semester I-2017 lalu sebesar Rp 74,77 triliun.

"Kami secara bertahap akan mengupayakan peningkatan CASA dan dana-dana murah melalui pemanfaatan database nasabah kredit pemilikan rumah (KPR)," ujar Budi kepada Kontan.co.id, Senin (29/7).

Selain memanfaatkan nasabah KPR, bank spesialis pembiayaan perumahan ini turut serius memperbaiki dan mengembangkan fitur tabungan. Tentunya melalui digital banking serta menggandeng beberapa institusi dan lembaga untuk memudahkan nasabah dan menarik nasabah baru.

Budi optimistis, dengan cara ini biaya dana BTN akan dapat ditekan seiring dengan peningkatan dana murah. 

Sebelumnya, Budi mengatakan pihaknya berencana untuk menekan biaya dana hingga ke level 4,5% tahun ini. "Secara bersamaan kami juga mendorong penurunan biaya dana dengan upaya-upaya tersebut," imbuhnya.

Catatan saja, sampai akhir Juni 2018 BTN membukukan pertumbuhan DPK sebesar 19,17% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 189,63 triliun.

Pertumbuhan DPK berasal dari pendanaan giro sebesar Rp 48,63 triliun atau tumbuh 16,55% year on year. Sedangkan DPK dari tabungan mencapai Rp 39,46 triliun atau tumbuh 19,44% dibanding periode yang sama tahun lalu. Penghimpunan deposito mencapai Rp 101,54 triliun, tumbuh 20,36% dari semester I-2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi