KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) optimistis target produksi batu bara menjadi 41,0 juta ton untuk tahun 2023 atau naik 11% dari realisasi tahun 2022 yang sebesar 37,1 juta ton.
Corporate Secretary Bukit Asam, Niko Chandra mengatakan, total produksi batu bara PTBA pada Semester I-2023 mencapai 18,8 juta ton, tumbuh 18% dibanding periode yang sama tahun 2022 yakni sebesar 15,9 juta ton. "Kami optimistis dapat mencapai target produksi di akhir tahun ini," kata Niko saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (23/10).
Niko menuturkan, transformasi digital menjadi bagian dari langkah PTBA untuk menjalankan Good Mining Practice. Hal ini juga meningkatkan efisiensi dan keberlangsungan usaha. Pengambilan keputusan menjadi lebih cepat, tepat, dan akurat.
Baca Juga: Emiten Afiliasi Erick Thohir, Maha Radio (MARI) Menderita Rugi Rp 30,51 Miliar Ia menjelaskan, sejak 2020, PTBA memiliki aplikasi CISEA (Corporate Information System and Enterprise Application) untuk memantau aktivitas pertambangan secara
real time melalui ponsel. Aplikasi CISEA mengintegrasikan beberapa sistem sekaligus, di antaranya Automation & SCADA System Integration, Bukit Asam Mine Dispatch Optimation System, Automatic Train Loading Station, Slope Stability Radar (SSR), Digital Telemetri, Sistem Pemantauan Air Terintegrasi (SPARING). Dengan terintegrasinya SCADA dalam platform CISEA, jarak tempuh tidak menjadi masalah untuk melakukan
software maintenance, trouble shooting, dan analisa terhadap sistem kendali di PTBA. Analisa data lebih mudah dan akurat karena semua data operasional disimpan secara otomatis dan
real time. Lebih lanjut, Niko menyampaikan melalui Bukit Asam Mine Dispatch Optimation System, produktivitas dan efisiensi pertambangan dapat ditingkatkan. Data produksi,
real time performance unit dan operator,
losstime, konsumsi BBM, monitoring posisi unit (
loader, hauler, ancillaries), status unit, real time perkiraan kondisi jalur tambang,
safety operasional,
water monitoring, rain monitoring semuanya tersedia di ponsel.
Baca Juga: Vastland Indonesia (VAST) Optimistis Okupansi Gudang Capai 100%, Begini Strateginya Lalu, kata Niko, dengan Automatic Train Loading Station, pengisian dan penimbangan batu bara ke gerbong kereta api dilakukan secara otomatis dan bisa dipantau dengan ponsel. Waktu proses pengisian batu bara ke gerbong kereta lebih cepat. Kapasitas pengeluaran batu bara dari lokasi tambang ke pelabuhan pun jadi lebih besar. Niko menambahkan, ada juga Digital Telemetri yang menyediakan data curah hujan secara
real time melalui CISEA. Kemudian SPARING memberi peringatan dini bila terjadi penyimpangan kualitas air yang tidak sesuai baku mutu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi