Manfaatkan peluang, perusahaan konsumer tingkatkan produksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepanikan berbelanja (panic buying) yang ditunjukkan di beberapa pusat swalayan modern tampaknya bakal mendorong peningkatan suplai produk oleh industri barang konsumsi (consumer goods). 

Perusahaan seperti PT Kino Indonesia Tbk (KINO) misalnya, sudah melihat gejala ini bahkan sebelum wabah virus corona diumumkan di Indonesia.

"Ini sebetulnya bukan hal baru karena kami sudah melihat permintaan akan beberapa produk kami seperti hand sanitizer sudah mengalami peningkatan yang signifikan sejak lebih dari sebulan lalu saat wabah virus corona pertama kali mencuat ke permukaan," terang Budi Muljono, Direktur Keuangan KINO kepada Kontan.co.id, Selasa (3/3).


Untuk beberapa produk, Budi mengakui sudah ada kenaikan permintaan. Hanya saja ia tak memberikan detailnya, hanya saja, fokus perusahaan yang memproduksi hand sanitizer merek Eskulin ini ialah agar dapat memenuhi permintaan di pasaran.

Baca Juga: Menteri Perdagangan jamin pasokan bahan pokok aman sampai bulan Mei nanti

Untuk saat ini, KINO belum berniat meningkatkan kapasitas produksi. Namun, Budi juga menyebut segala kemungkinan dimungkinkan, termasuk untuk menaikkan kemampuan produksi agar bisa terus mensuplai kebutuhan pasar.

Sebenarnya, tanpa virus corona, KINO sedang dalam tahap penambahan kapasitas pabrik. KINO diketahui telah berencana menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai Rp 350 miliar di tahun ini untuk meningkatkan kapasitas produksi produk personal care.

Sementara itu dari sisi pelaku industri konsumer lainnya, Orang Tua (OT) Group melihat, belum ada lonjakan permintaan yang tinggi dari distributor dan agen.

"Mungkin karena bukan produk kebutuhan pokok. Dan tidak ada rencana untuk menambah suplai, semua berjalan normal seperti biasa," sebut Harianus Zebua, Head of Corporate and Marketing Communication OT Group kepada Kontan.co.id, Selasa (3/3). 

Oleh karena itu menurut manajemen, belum mendesak untuk meningkatkan kapasitas produksi saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari