KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan dukungan terhadap percepatan proyek PT Petrokimia Gresik yaitu pembangunan pabrik soda ash yang akan menjadi yang pertama di Indonesia. Dukungan itu diungkapkan saat melakukan kunjungan kerja ke lokasi rencana proyek soda ash atau Natrium Karbonat (Na2CO3) milik PT Petrokimia Gresik pada Jumat (10/9). “Kami menjalankan perintah Presiden untuk segera membantu baik BUMN maupun swasta nasional yg ingin melakukan pembangunan industri untuk produk substitusi impor,” ungkap Bahlil dalam keterangannya, Minggu (12/9).
Bahlil mengapresiasi kerjasama yang baik antara Kementerian Investasi dengan PT Petrokimia Gresik beserta Kementerian terkait lainnya dalam mengakomodasi proses perizinan dan memfasilitasi percepatan proyek investasi ini.
Baca Juga: Pabrik Soda Ash milik Petrokimia Gresik ditargetkan beroperasi akhir 2024 Kementerian Investasi akan terus mengawal proses pembangunan proyek soda ash yang nilai investasinya mencapai Rp 4,5 triliun dan ditargetkan selesai pembangunannya dalam tiga tahun mendatang. Bahlil mendorong BUMN untuk mengoptimalkan seluruh potensi hasil bahan baku industri hulunya agar dapat dimanfaatkan dan mendapatkan nilai tambah. Dengan demikian, BUMN yang mendapat profit akan meningkatkan pendapatan negara dan hasilnya dapat dinikmati oleh rakyat dalam bentuk pembangunan. “Kami akan dorong, bantu penuh, baik dari sisi insentif maupun perizinan. Jika memiliki masalah, silakan datang ke Kementerian Investasi untuk dibantu fasilitasi,” kata Bahlil. Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menyampaikan soda ash merupakan suatu komoditi yang jumlah permintaannya mencapai 1.000.000 ton per tahun yang saat ini sepenuhnya masih diimpor. Proyek soda ash ini akan memenuhi kebutuhan pasar Indonesia dan menjadi produk substitusi impor. “Kami berterima kasih atas dukungan penuh dan bantuan dari Menteri Investasi untuk dapat terlaksananya pembangunan pabrik soda ash di lahan PT Petrokimia Gresik ini,” ujar Dwi pada keterangannya di lokasi rencana proyek.
Proyek soda ash merupakan respon atas kebutuhan industri yang semakin meningkat dan akan tumbuh hingga 4% per tahun. Hal ini juga didorong oleh pertumbuhan industri lain seperti industri kaca dan keramik, sabun, dan deterjen. Produksi soda ash dari pabrik PT Petrokimia Gresik direncanakan akan menyediakan kebutuhan soda ash dan mensubtitusi impor nasional hingga 300.000 ton per tahun atau senilai US$ 75 juta per tahun. Ditambah lagi, bahan bakunya telah dihasilkan oleh pabrik yang telah dimiliki oleh PT Petrokimia Gresik yang juga telah mempunyai infrastruktur yang memadai. Pabrik ini ditargetkan beroperasi pada akhir 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi