Manis laba dari penjualan bubur manis dan bubur jagung



Bubur tak hanya menjadi makanan anak kecil atau orang sakit saja. Berbagai jenis bubur memiliki penggemar sendiri-sendiri, termasuk bubur manis dan bubur jagung. Oleh karena itu prospek bisnis penjualan bubur terutama bubur jagung sangat menggiurkan untuk digeluti. Berbagai jenis bubur bisa ditemui di negeri ini. Maklum, penggemar bubur sangat melimpah. Tak hanya orang sakit, orang sehat pun suka bubur. Itulah sebabnya, penganan ini gampang dijumpai mulai di gerai kaki lima hingga kelas restoran. Nah, salah satu bubur yang lagi ngetren saat ini adalah bubur manis dan bubur jagung. Bubur manis atau sering disebut bubur sumsum berbeda dengan bubur ayam ataupun bubur lain. Didominasi rasa manis, bubur ini terbuat dari tepung beras dengan campuran santan, gula merah, dan wangi aroma pandan.Teuku Chaidil, pemilik Aceh Jezz Bubur di Depok, Jawa Barat, merasakan sedapnya jualan bubur manis dan bubur jagung ini. Lelaki asli Aceh ini mulai bisnis penjualan bubur manis, bubur kacang hijau, bubur ketan hitam, serta bubur jagung, sejak 2007 silam. Menurut Chaidil, dari aneka bubur jualannya, bubur jagung yang paling banyak penggemar. Bahkan bubur jagung ini menyumbang 70% dari total omzet. "Respons masyarakat sangat positif," katanya. Ia menambahkan, bubur jagung itu sangat disuka karena menggunakan bahan baku jagung super kualitas terbaik. Dia juga mengklaim, buburnya higienis karena dimasak pakai air mineral dan tanpa bahan pengawet. Itulah sebabnya, Chaidil menjual aneka bubur ini lumayan mahal, yakni rata-rata Rp 15.000 per porsi. Selain menjual langsung di gerai, Chaidil juga kerap menerima pesanan. Tak heran, ia mengaku mampu menjual sekitar 1.000 porsi per hari sehingga omzetnya mencapai Rp 450 juta per bulan. Antusiasme yang tinggi inilah yang membuat Chaidil berniat untuk mewaralabakan usahanya pada 2013 nanti. Selain Chaidil, manisnya usaha bubur jagung juga dirasakan oleh Sande Firmansyah. Sande memulai usaha penjualan bubur jagung bermerek Janiez sejak Januari 2011 di Bogor, Jawa Barat. Ia menambahkan, prospek usaha bubur jagung cukup menjanjikan karena bubur ini tak hanya bisa dikudap orang dewasa namun juga bayi. Sande menjual bubur jagung ukuran kecil 250 mililiter (ml), medium 500 ml, dan ukuran besar 600 ml, dengan harga mulai Rp 3.000, Rp 6.000 dan Rp 15.000 per bungkus. Dari penjualan bubur jagung itu, dia mengaku memperoleh omzet Rp 10 juta per bulan. Sayangnya, bubur buatan Sande ini belum bisa dinikmati di luar Bogor. Sebab, bubur jagung Janiez hanya mampu bertahan 1,5 hari. "Memang ada beberapa pesanan dari Bekasi dan Jakarta tapi belum bisa dipenuhi karena tidak tahan lama," katanya. Jadi, jika ingin mencicipi bubur jagung Janiez harus datang langsung di gerai yang terletak di Jalan Raya Pemda-Pangkalan, Kedunghalang, Bogor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi