Mantan bankir yang besar di bisnis tambang



KONTAN.CO.ID - Sebelum menjabat sebagai Chief Financial Officer (CFO) PT ABM Investama Tbk (ABMM), Adrian Erlangga Sjamsu melanglang ke berbagai perusahaan. Aneka jabatan dia sandang sejak lulus kuliah tahun 1989. Adrian adalah pribadi yang selalu haus akan pengetahuan. Makanya, dia tak ragu berpindah posisi maupun bidang perusahaan.

Adrian adalah lulusan Sarjana Hukum Jurusan Hukum Internasional di Universitas Padjadjaran, Bandung. Namun siapa sangka, kariernya justru berkembang dalam dunia keuangan.

Lulus kuliah S1, Adrian menjajal karier perdana di PT Bank Duta Tbk. Dua tahun lamanya dia bekerja di sana dengan jabatan akhir sebagai account manager - treasury banking. Meskipun hanya sebentar, pengalaman tersebut sepertinya menorehkan kesan mendalam.


Adrian kepincut dengan dunia keuangan dan perbankan. Pria kelahiran Kota Kembang Bandung tersebut, kemudian banting setir ingin menjadi seorang bankir. "Bidang ini menarik, tapi saya tidak punya background untuk jadi bankir," cerita Adrian kepada KONTAN, medio April 2019.

Untuk menjadi seorang ahli keuangan ulung, Adrian sadar jika diperlukan bekal berupa ilmu dan pengetahuan. Makanya, melanjutkan studi Master Business Administration Jurusan Finance & Banking di Golden Gate University, San Fransisko, Amerika Serikat (AS). Dia menuntaskan pendidikan pada September 1993.

Dengan memegang ijazah S2 di bidang keuangan dan perbankan, Adrian pun lebih percaya diri membidik peluang karier. Dalam kurun waktu tahun 1994-2000, dia tercatat mereguk pengalaman karier di tiga perusahaan sektor keuangan. Ketiganya yakni PT Indovest Bank Tbk, PT Maharani Intifinance Tbk, dan PT Ciputra Finance. Untuk tiap jabatan atau perusahaan, rata-rata Adrian menjalaninya selama setahun hingga dua tahun.

Pola karier Adrian sedikit berbeda usai undur diri dari Ciputra Finance. Dia menjajal peruntungan karier di PT Pasifik Satelit Nusantara. Informasi saja, Pasifik Satelit Nusantara adalah perusahaan satelit swasta pertama di Indonesia yang berdiri pada tahun 1991.

Jabatan Adrian di Pasifik Satelit Nusantara sebagai wakil presiden. Meskipun tetap harus menangani bagian keuangan perusahaan itu, dia juga mesti memahami industri satelit. Dia mengabdi di Pasifik Satelit Nusantara selama tujuh tahun hingga Agustus 2008.

Merasa cukup, pencarian Adrian kembali berlanjut. Dari industri satelit, dia melenggang ke industri perkapalan. Pada tahun 2009, dia bergabung dengan PT Trada International dan dipercaya sebagai direktur keuangan.

Selama berkarier di Trada International, Adrian kembali mempelajari bidang baru. Dia mulai mengenal cara kerja perusahaan penyedia jasa pengangkutan, terutama angkutan batubara.

Dari Trada International, Adrian melipir ke PT Trada Maritime Tbk atau yang kini berganti nama menjadi PT Trada Alam Minera Tbk. Manajemen perusahaan mempercayainya untuk memegang posisi direktur dan chief financial officer (CFO) dari Agustus 2008 hingga 2012.

Keluar dari Trada Maritime tahun 2012 tadi, Adrian memasuki babak baru dalam karier. Dia mulai bergabung dengan Grup ABM Investama. Debut perdana Adrian adalah PT Reswara Minergi Hartama, anak usaha PT ABM Investama Tbk dengan kepemilikan saham 100%. Selama dua tahun hingga 2014, dia menjadi direktur dan chief strategic officer di Reswara Minergi.

Selanjutnya, Adrian menyandang jabatan sebagai direktur dan CFO di ABM Investama sejak 2014 hingga kini. Secara bersamaan, dia juga tercatat sebagai komisaris dan presiden komisaris di tiga anak usaha ABM Investama. Ketiganya yakni Reswara Minergi, PT Sumberdaya Sewatama, dan PT Cipta Kridatama.

Pada dasarnya, Adrian mengaku sebagai pribadi yang selalu haus untuk mencari pengetahuan baru. Tak heran jika dia tampak begitu mudah berpindah pekerjaan dan profesi dari satu bidang perusahaan ke bidang yang lain.

Meskipun kerap berganti pekerjaan, Adrian memastikan tidak pernah lalai dengan tanggung jawab yang sedang diemban. Dia selalu berprinsip untuk bekerja semaksimal mungkin.

Adrian juga tidak pernah menganggap sebuah perusahaan sebatas sebagai tempat untuk bekerja. Baginya, setiap perusahaan selalu menjadi tempat belajar untuk meningkatkan kualitas diri. Dari situ, Adrian juga belajar untuk mengalahkan rintangan yang dihadapi di tempat yang baru.

Prinsip lain yang tak kalah penting adalah menjalani setiap perjalanan karier dengan penuh sukacita. Adrian mengaku selama ini tidak membutuhkan waktu lama untuk berdaptasi dengan berbagai bidang perusahaan, mulai perbankan, satelit perkapalan hingga jasa penambangan batubara saat ini.

Membangun tim

Bahkan menariknya, Adrian melihat benang merah dari aneka sektor perusahaan tesebut. "Dari perusahaan-perusahaan itu saya belajar banyak, saya bergelut di bidang teknologi, logistik, memperdalam perbankan, dan saat ini berada di perusahaan penambangan batubara, yang mana semuanya terintegrasi satu sama lain," ujar Adrian.

Adapun fokus Adrian saat ini adalah semakin membesarkan ABM Investama. Bidang usaha yang bejibun melalui berbagai anak usaha, tentu menuntut perhatian ekstra.

Selain itu, industri pertambangan batubara juga memuat banyak risiko bisnis. Keberlangsungan industri itu misalnya, sangat tergantung pada harga batubara dunia. Dia harus memastikan perusahaan bisa terus melakukan efisiensi dan memperkuat kinerja operasional.

Butuh kebijakan bisnis yang sangat luwes tapi bernas. Maklum, harga jual batubara sangat fluktuatif. Harga jual tinggi batubara pada hari ini, bisa saja langsung tiarap keesokan harinya. Semua itu di luar kontrol perusahaan pertambangan batubara seperti ABM Investama.

Sementara fluktuasi harga batubara bakal mempengaruhi biaya produksi. Makanya, Adrian senantiasa berupaya menjaga ketahanan keuangan perusahaan agar tetap kokoh di tengah naik atau turunnya harga batubara.

Adrian tentu tak bisa berjalan sendiri. Dia membutuhkan tim kerja yang bisa saling mendukung rencana perusahaan. Makanya, selama ini dia juga berupaya membangun tim kerja yang solid di lingkungan perusahaan. Adapun pembentukan tim juga memerlukan rasa saling percaya.

Adrian tak segan menggunakan pendekatan hati, demi menumbuhkan rasa saling percaya antar tim. Menurutnya, penting untuk menerapkan komunikasi yang intensif di dalam tim. Tujuannya adalah mempererat hubungan dengan sesama rekan kerja. Apalagi, industri pertambangan beroperasi selama 24 jam penuh.

Tidak cuma menuntut tim atau bawahan untuk memperkuat diri, Adrian juga memastikan bahwa sebagai pimpinan dapat diakses kapan pun dan di mana pun oleh para tim atau bawahannya tersebut. Jadi kalau ada masalah bisa segera terselesaikan. Dengan begitu pula, semangat kekeluargaan di perusahaan juga tumbuh.

Aneka tugas dan tanggung jawab Adrian di perusahaan tentu menuntut pengorbanan berupa waktu. Namun selama ini, sebisa mungkin dia berusaha untuk tetap menyediakan waktu bersama keluarga.

Untuk hal ini, Adrian mengaku mencintai kaluarga, sekaligus mencintai pekerjaannya. Sebab, perjalanan karier Adrian tak akan mungkin sampai sejauh ini, tanpa dukungan dari keluarga.

Adrian mengaku orang tuanya selalu mendukung dan memberikan kebebasan dalam memilih profesi yang diinginkan. Nilai-nilai positif dari kedua orangtua juga menjadi pegangan dalam menjalani karier. "Orangtua selalu mendukung yang terbaik," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli