KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mantan Direktur Utama PT Pertamina Ari Soemarno menilai Indonesia tengah menghadapi 'setan yang ganas' yakni subsidi pada sektor energi. Ari berpendapat, pemberian subsidi pada komoditas merupakan sesuatu yang tidak tepat. "Kalau subsidi dasarnya atas komoditas, seolah semua harus ikut bayar termasuk produsennya," ujar Ari ditemui di Jakarta, Rabu (16/10). Baca Juga: Kementerian ESDM yakin kehadiran beleid baru diyakini bisa menekan harga gas
Masih menurut Ari, subsidi haruslah menyasar perorangan sebab hal itu akan menjadi tanggung jawab pemerintah. Selain itu, tingkat impor minyak yang tinggi, sebut Ari menjadi alasan pemberlakuan subsidi tidak tepat. Hal ini dikarenakan minyak yang diimpor dibeli dengan harga keekonomian. Bahka Ari menyoroti penerapan subsidi pada bahan bakar minyak premium. Baca Juga: Lebih cepat dari target, kini BBM Satu Harga sudah tersedia di 161 titik "Di negara lain sudah mulai Euro-4 bahkan Euro-5 sementara kita malah meningkatkan konsumsi dengan memberi subsidi pada Premium yang setara Euro-2," ujar Ari. Lebih jauh, Ari mengungkapkan semboyan energi murah hanyalah terminologi yang bersifat politis. Penerapan energi murah tanpa mempertimbangkan aspek keekonomian, menurut Ari akan memberatkan para investor.