Mantan Kepala MI6 Inggris Memprediksi Gencatan Senjata Hizbullah-Israel Akan Gagal



KONTAN.CO.ID - Mantan kepala badan intelijen MI6 Inggris, Richard Dearlove, memprediksi bahwa gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel tidak akan bertahan lama.

Dearlove, yang memimpin MI6 selama 1999-2004, melihat bahwa kesepakatan tersebut dirancang untuk menjauhkan Hizbullah dari wilayah perbatasan dengan Israel. Baginya, kesepakatan tersebut sama sekali tidak menghasilkan apa pun.

Dalam waktu dekat, Dearlove memprediksi situasi perang akan kembali memanas, bahkan meluas hingga Iran.


"Gencatan senjata akan menjadi pukulan bagi pendukung Hizbullah, Iran, yang akan membuat negara tersebut terekspos dengan salah satu sekutunya yang sementara waktu tidak berdaya," kata Dearlove dalam wawancara dengan Sky News.

Baca Juga: 52 Negara Mendesak PBB Terapkan Embargo Senjata Terhadap Israel

Veteran intelijen Inggris melihat kesepakatan gencatan senjata, yang berlaku efektif sejak 27 November 2024, ini hanya bersifat jangka pendek hingga menengah.

Setelah ini, Israel diprediksi akan terus menghancurkan seluruh fasilitas Hizbullah yang masih ada. Di saat yang sama, Dearlove memprediksi bahwa pemerintah Lebanon juga akan terlibat lebih banyak untuk mengendalikan Hizbullah.

Dirinya juga memperingatkan bahwa hal ini dapat meningkat menjadi konfrontasi langsung antara Israel dan Iran, terutama jika Iran meluncurkan serangan rudal balistik lainnya.

Tonton: Pemimpin Tertinggi Iran Serukan Hukuman Mati bagi Pemimpin Israel

Gencatan Senjata Hizbullah-Israel

Pertempuran antara Hizbullah dan Israel secara efektif berhenti pada 27 November 2024 pukul 4 pagi waktu setempat. Keputusan penting ini lahir setelah kedua pihak menerima perjanjian yang ditengahi oleh AS dan Prancis.

Presiden AS, Joe Biden, langsung mengeluarkan pernyataan setelah kabinet keamanan Israel menyetujui perjanjian gencatan senjata tersebut dengan suara 10-1 pada hari Selasa (26/11).

Biden mengatakan, dirinya telah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati perihal kesepakatan tersebut.

Baca Juga: Hizbullah dan Israel Sepakati Gencatan Senjata, Mulai Berlaku 27 November 2024

Militer Lebanon telah bersiap untuk melakukan pengerahan pasukan ke wilayah selatan negara tersebut. Mereka bertugas membantu memastikan gencatan senjata tetap berlaku.

Israel juga akan menarik pasukannya secara bertahap selama 60 hari, sambil memastikan pasukan Hizbullah tidak membangun kembali infrastrukturnya di wilayah dekat perbatasan kedua negara.

Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bou Habib, mengatakan militer akan mengerahkan sedikitnya 5.000 tentara di Lebanon selatan saat pasukan Israel mundur.

Selanjutnya: Sebelum Menukarkan Valas, Intip Kurs Dollar-Rupiah di Bank Mandiri pada Jumat (29/11)

Menarik Dibaca: Promo KFC Terbaru: Chaki Meal FREE Majalah Bobo-Paket Hore & Seru di Jam Tertentu