KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mantan Komandan Tertinggi NATO dan Pensiunan Komandan Angkatan Laut AS, Laksamana James Stavrdis membagikan pengalamannya berkonfrontasi dengan China di Laut China Selatan (LCS) pada era tahun 1990-an. Ia mengatakan, patroli ke LCS penuh dengan ketegangan akibat aksi konfrontasi dari China yang tidak senang dengan kehadiran AS di wilayah tersebut. Hal itu dibeberkan Stavrdis dalam tulisan opinya seperti dilansir Bloomberg, Jumat (22/5/2020). Stavrdis telah menghabiskan sebagian besar karir militernya berlayar di Pasifik dan berlayar berkali-kali melewati perairan lembab Laut China Selatan.
Baca Juga: Bawa 1.000 ton senjata, AS kirim kapal induk Ronald Reagen ke perairan Indo-Pasifik Menurutnya, mengatakan Laut China Selatan merupakan perairan yang besar dan luas. Ukurannya setara dengan laut Karibia dan Teluk Meksiko bila digabungkan. Di dasar Laut China Selatan ini penuh dengan cadangan minyak dan gas. Selain itu, hampir 40% perdagangan internasional melewati jalur ini. Sehingga wilayah LCS sangat strategis. China telah mengklaim sebagian besar Laut China Selatan merupakan laut teritorialnya. Dan saat hubungan China dan AS memburuk dipicu virus corona dan faktor politik, dimana tahun ini pemilihan presiden AS, peluang konflik dengan China meningkat.