Mantap! Obat virus corona buatan Iran bakal dijual bebas dalam waktu 3 minggu



KONTAN.CO.ID - TEHERAN. Kantor berita semi-resmi Iran, ISNA, melaporkan pada Minggu (26/7/2020), obat buatan Iran yang dirancang untuk membantu memerangi virus corona baru akan dijual bebas di dalam negeri hanya dalam kurun waktu tiga minggu.

Mengutip Jerusalem Post, pengumuman itu dibuat oleh Wakil Presiden Iran untuk Sains dan Teknologi Sorena Sattari, selama kunjungan ke taman sci-tech di provinsi Hamadan di Iran tengah.

Selama kunjungan, ia melihat langsung proyek yang dibuat oleh berbagai perusahaan di taman sci-tech, yang katanya sangat penting dalam menahan wabah Covid-19 di negara tersebut.

Baca Juga: Kasus corona global 15,6 juta, ini 10 negara dengan kasus tertinggi di dunia dan Asia

Menurut Sattari, perusahaan-perusahaan ini telah mampu memenuhi hampir semua kebutuhan domestik untuk peralatan yang diperlukan untuk melawan pandemi yang sedang berlangsung. Iran sangat terpukul oleh pandemi, setelah virus ini menyebar di kota suci Qom dan menciptakan krisis yang parah.

Pada satu titik, Iran adalah salah satu negara yang paling terpukul secara global, bersama Italia, Spanyol dan China.

Baca Juga: Pemimpin tertinggi Iran: Kami tak akan lupa kematian Soleimani dan pasti membalas AS

Namun, Sattari percaya, pemanfaatan inovasi dan pengetahuan teknologi selama periode itu adalah salah satu dari beberapa hal positif yang muncul dari krisis.

"Hampir tidak ada peralatan yang diperlukan untuk memerangi virus corona yang kami impor," katanya, menurut ISNA.

Dia menambahkan, "Selama wabah virus corona, perusahaan berbasis pengetahuan memanfaatkan potensi mereka dan memenuhi kebutuhan dalam negeri tanpa bergantung pada impor."

Baca Juga: Menegangkan! Dua jet tempur AS mendekati pesawat komersial Iran, penumpang luka-luka

Kebutuhan ini termasuk peralatan yang relatif sederhana seperti masker wajah, serta peralatan yang lebih kompleks seperti ventilator.

"Iran memproduksi masker, peralatan medis, dan ventilator (alat bantu pernapasan buatan) di dalam negeri, dan selama periode ini, bahkan tidak satu pun ventilator, yang memiliki proses manufaktur yang kompleks, telah diimpor ke negara kami," katanya.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie