Manufaktur mendorong ekspor Jepang di April membaik



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Realisasi ekspor Jepang membaik di April 2018. Nilai ekspor meningkat 7,8% secara year on year (yoy) pada April 2018 seiring kenaikan ekspor otomotif dan mesin untuk membuat semikonduktor. Ekspor yang meningkat dapat membantu pemulihan ekonomi setelah realisasi yang tidak menggembirakan di kuartal I 2018.

Pertumbuhan ekspor sebesar itu masih di bawah perkiraan ekonom yang mencapai 8,1%. Namun dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 2,1%, ekspor Jepang di bulan April 2018 cukup menggembirakan.

Sementara dari sisi volume, ekspor naik 4,6% secara tahunan di bulan April 2018. Jumlah tersebut lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 1,8%.


Aktivitas ekspor diprediksi akan terus tumbuh seiring peningkatkan permintaan alat manufaktur, mobil dan suku cadang mobil. "Perekonomian luar negeri sedang dalam fase pertumbuhan sehingga ekspor Jepang akan terus berjalan dengan baik," ujar Hiroshi Miyazaki, ekonom senior Mitsubishi UFJ Morga Stanley Securities seperti dikutip Reuters, kemarin.

Data Departemen Keuangan Jepang yang dilansir Senin (21/5) menunjukkan, ekspor mobil naik 15,3% pada April 2018. Sementara ekspor peralatan manufaktur semikonduktor naik 18,2% yoy.

Ekspor ke China sebagai mitra dagang terbesar Jepang tumbuh 10,9% . Kenaikan ekspor mesin untuk memproses logam dan komponen elektronik berkontribusi besar terhadap peningkatan ekspor ke China.

Ekspor Jepang ke China sering menjadi barometer permintaan global karena perusahaan di China menggunakan bahan dan peralatan dari Jepang untuk membuat barang yang kemudian diekspor ke negara lain.

Jadi Sasaran AS

Sementara ekspor Jepang ke Amerika Serikat (AS) naik 4,3% di bulan April, lebih tinggi dari peningkatan ekspor di bulan Maret yang hanya 0,2%. Surplus perdagangan Jepang dengan AS tercatat 615,7 miliar (US$ 5,55 miliar) pada April 2018 atau naik 4,7% yoy.

Namun surplus dagang Jepang dengan Amerika Serikat menjadi kekhawatiran tersendiri. Sebab Jepang bisa menjadi target potensial bagi kebijakan proteksionisme AS. Menurut Miyazaki, Pemerintah AS mungkin bisa membidik Jepang untuk praktik proteksionisme dagangnya, tapi ada langkah-langkah yang bisa diambil Jepang. "Terutama mengingat hubungan pertahanan antara kedua negara yang erat," ujarnya.

Sejak menjabat tahun lalu, Presiden AS Donald Trump meninjau ulang perjanjian perdagangan bebas untuk melindungi perusahaan AS. Trump telah memberlakukan tarif impor baja dan aluminium, yang mempengaruhi perusahaan-perusahaan Jepang. Trump juga mengkritik Jepang karena rendahnya tingkat impor kendaraan AS.

Trump juga mendesak Jepang membeli lebih banyak perangkat keras militer AS untuk mengurangi defisit dagang dengan Jepang.

Editor: Rizki Caturini