KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri reksadana sempat dihadapkan pada kondisi yang kurang menguntungkan pada 2021. Saat itu pemerintah memutuskan menurunkan pajak obligasi menjadi 10%. Hal ini membuat reksadana terproteksi kurang diminati lantaran punya pajak yang sama dengan obligasi, tetapi sembari dikenakan fee Manajer Investasi maupun bank kustodian. Alhasil, banyak produk reksadana terproteksi jatuh tempo yang tidak diperbaharui. Bahkan, Lembaga Pengelola Keuangan Haji (LPKH) menarik aset senilai Rp 30 triliun lebih dari portofolio reksadananya. Kendati demikian, industri reksadana masih berhasil mencatatkan pertumbuhan di tengah keadaan tersebut.
Merujuk data Infovesta Utama, dana kelolaan atau
Asset Under Management (AUM) industri reksadana berhasil catatkan kenaikan sebesar Rp 69 miliar. Dengan demikian, AUM industri reksadana per Desember 2021 mencapai Rp 553,514 triliun.
Baca Juga: Manajer Investasi Optimistis Dana Kelolaan Tetap Naik Tahun Ini Jika dihitung secara tahunan, AUM industri reksadana tumbuh tipis 0,01%. Pasalnya, pada Desember 2020, AUM industri reksadana sebesar Rp 553,445 triliun. Capaian ini patut diapresiasi mengingat ketika keluarnya LPKH dari reksadana Pada Mei 2021, AUM industri reksadana sempat terjun ke Rp 511,81 triliun. Jika dihitung dari level tersebut, maka AUM industri reksadana telah mengalami kenaikan hingga 8,15%. Masih berdasarkan data dari Infovesta Utama, dari seluruh Manajer Investasi (MI) yang ada, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) berhasil menjadi MI dengan dana kelolaan terbesar di Indonesia. Per Desember 2021, MAMI tercatat berhasil menghimpun dana hingga Rp 62,86 triliun. Padahal, pada tahun sebelumnya, MAMI masih berada di peringkat kedua di bawah Mandiri Manajemen Investasi. Sementara pada peringkat kedua, ada PT Mandiri Manajemen Investasi yang memiliki AUM hingga Rp 45,28 triliun. Lalu pada peringkat ketiga, ada PT Bahana TCW Investment Management yang dana kelolaannya mencapai Rp 44,54 triliun.
Baca Juga: Mengulik Kinerja Reksadana Offshore, Siapa yang Tertinggi? Berikutnya, pada peringkat keempat ditempati oleh PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen yang memiliki dana kelolaan sebesar Rp 42,69 triliun. Sementara pada peringkat kelima, ada PT Schroder Investment Management Indonesia yang AUM-nya sebesar Rp 33,89 triliun. Berikut 25 besar MI dengan dana kelolaan per 30 Desember 2021
1 | PT Manulife Aset Manajemen Indonesia(MAMI) | 62,86 |
2 | PT Mandiri Manajemen Investasi | 45,28 |
3 | PT Bahana TCW Investment Management | 44,54 |
4 | PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen | 42,69 |
5 | PT Schroder Investment Management Indonesia | 33,89 |
6 | PT Danareksa Investment Management | 30,98 |
7 | PT Sinarmas Asset Management | 30,06 |
8 | PT BNI Asset Management | 27,41 |
9 | PT Trimegah Asset Management | 26,63 |
10 | PT Sucorinvest Asset Management | 26,33 |
11 | PT Ashmore Asset Management Indonesia | 26,25 |
12 | PT BNP Paribas Investment Partners | 24,43 |
13 | PT Syailendra Capital | 22,66 |
14 | PT Eastspring Investments Indonesia | 18,22 |
15 | PT Panin Asset Management | 12,77 |
16 | PT Insight Investments Management | 12,24 |
17 | PT Samuel Aset Manajemen | 8,06 |
18 | PT Indo Premier Investment Management | 6,93 |
19 | PT Henan Putihrai Asset Management | 6,78 |
20 | PT Bowsprit Asset Management | 6,25 |
*Jumlah AUM dalam triliun **Termasuk reksadana USD, dirupiahkan dengan kurs tengah BI tgl 31 Des 2021 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli