JAKARTA. Perekonomian Indonesia yang tengah menggeliat berimbas pada penambahan populasi kelas menengah. Fenomena ini tidak luput dari bidikan para pelaku industri manajemen investasi (MI) yang ingin memperbesar pasar reksadana. Legowo Kusumonegoro, Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia, menuturkan, saat ini di perbankan Indonesia terdapat 2 juta rekening deposito milik kalangan ritel menengah (mass affluent) dengan nilai saldo rata-rata Rp 288 juta per rekening. Populasi ini berpotensi menjadi pasar yang menguntungkan, mengingat sejauh ini tingkat penetrasi industri terbilang masih belum besar. "Kami ingin meningkatkan nasabah ritel mass affluent yang berinvestasi secara reguler," kata dia, kemarin (6/6). Secara reguler artinya, nasabah reksadana mendebet rekeningnya secara otomatis setiap bulan untuk investasi. Saat ini, jelas Legowo, Manulife memiliki nasabah sebanyak 40.000 nasabah, dan sebanyak 20.000 orang merupakan nasabah ritel.
Manulife menggarap kelas menengah ritel
JAKARTA. Perekonomian Indonesia yang tengah menggeliat berimbas pada penambahan populasi kelas menengah. Fenomena ini tidak luput dari bidikan para pelaku industri manajemen investasi (MI) yang ingin memperbesar pasar reksadana. Legowo Kusumonegoro, Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia, menuturkan, saat ini di perbankan Indonesia terdapat 2 juta rekening deposito milik kalangan ritel menengah (mass affluent) dengan nilai saldo rata-rata Rp 288 juta per rekening. Populasi ini berpotensi menjadi pasar yang menguntungkan, mengingat sejauh ini tingkat penetrasi industri terbilang masih belum besar. "Kami ingin meningkatkan nasabah ritel mass affluent yang berinvestasi secara reguler," kata dia, kemarin (6/6). Secara reguler artinya, nasabah reksadana mendebet rekeningnya secara otomatis setiap bulan untuk investasi. Saat ini, jelas Legowo, Manulife memiliki nasabah sebanyak 40.000 nasabah, dan sebanyak 20.000 orang merupakan nasabah ritel.