Manulife pimpin return RD saham syariah offshore



JAKARTA. Pada pertengahan Februari 2016, beberapa manajer investasi berbondong-bondong meluncurkan reksadana saham dollar yang beraset dasar efek syariah luar negeri (offshore). Dalam kurun dua bulan, bagaimana performa jenis reksadana teranyar ini?

Mengacu Pusat Data KONTAN dan Infovesta Utama, per 25 Februari 2016, Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS mencetak imbal hasil (return) tertinggi, yakni 8,71%.

Lalu, disusul oleh return Schroder Global Sharia Equity Fund 5%, Aberdeen Syariah Asia Pasific Equity USD 3%, serta BNP Paribas Cakra Syariah USD sekitar 1%.


Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo menuturkan, performa Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS turut disokong oleh bursa saham syariah domestik.

Sejak akhir tahun sampaiĀ 22 April 2016 (year to date), Jakarta Islamic Index (JII) tumbuh 13,22%.

"Jika kondisi pasar baik, maka kinerja saham syariah akan lebih diuntungkan karena berisi saham-saham second liner yang notabene menguat lebih tinggi," tuturnya. Sebaliknya, ketika pasar tertekan, maka jenis saham tersebut akan merosot lebih tajam.

Mengutip fund fact sheet Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS per Maret 2016, sebanyak 4,52% dana memang diputar pada efek saham dalam negeri. Mayoritas aset diparkir pada efek saham luar negeri yakni 92,48%. Lalu sisanya berupa instrumen pasar uang sekitar 3%.

Hal ini sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mewajibkan minimal 51% aset reksadana offshore diendapkan pada efek luar negeri.

Adapun lima besar efek dalam portofolio tersebut adalah Amorepacific Corp, LG Chem Ltd, Samsung Electronics Co Ltd, Singapore telecommunications, serta Tencent Holdings Ltd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia