MAPI mengolah laba dari bisnis kuliner



JAKARTA. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) ingin mengembangkan bisnis makanan dan minuman. Mulai 31 Mei 2016, emiten ini mengumpulkan sejumlah anak usaha di sektor makanan dan minuman dalam satu wadah bernama PT Mitra Boga Adiperkasa.

Lewat penyatuan ini, MAPI membidik potensi peningkatan bisnis yang lebih besar. "Setiap orang makan dan minum, sehingga bisnis ini memiliki potensi untuk tumbuh," ujar Anthony Cottan, Presiden Direktur PT Mitra Boga Adi Perkasa beberapa waktu lalu.

Secara umum, MAPI tahun ini akan menambah 200 gerai. Emiten itu mengalokasikan belanja modal Rp 600 miliar. Tak hanya menambah gerai, tahun ini MAPI akan menutup 100 gerai.


Alasannya beragam, mulai dari masa sewa habis hingga kinerja yang tak optimal. Gerai yang akan ditutup adalah gerai ritel serta gerai makanan dan minuman.

Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menilai, langkah MAPI memperkuat sektor makanan dan minuman cukup strategis untuk memperkuat fundamental perusahaan. Siasat manajemen menutup gerai yang tak optimal merupakan langkah efisiensi.

"Meski menutup gerai, MAPI membuka gerai baru yang tempatnya lebih strategis," kata William.

Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo menambahkan, prospek MAPI akan semakin positif apabila menambah gerai Starbucks yang berkontribusi cukup besar bagi sektor makanan dan minuman MAPI.

Lucky memprediksi laba bersih dan pendapatan MAPI tumbuh 10%–12% pada tahun ini. Kinerja saham emiten ritel hingga kini masih di atas pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). "Penurunan bunga akan mengerek daya beli dan berefek positif bagi sektor ritel," ungkap Lucky.

Meski demikian, MAPI juga menghadapi sejumlah tantangan. Menurut William, biaya sewa yang naik setiap tahun adalah salah satu tantangan bagi MAPI. Selain itu, positioning brand di mal semakin ketat. Apalagi, gerai Starbucks yang menjadi andalan mendapat pesaing baru. Tetapi, daya beli masyarakat masih tinggi.

"Gerai makanan dan minuman MAPI bakal tetap ramai," kata dia.

Faktor kurs

Lucky berpendapat, MAPI diuntungkan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. "Sebab MAPI belanja dalam dollar AS dan pendapatannya rupiah," tutur dia.

Analis Minna Padi Investama Clement Hardjono juga melihat, dengan nilai tukar rupiah yang stabil pada tahun ini, prospek MAPI cukup bagus. Sebab MAPI memiliki sensitivitas terhadap pergerakan valuta yang signifikan. Mengingat sebagian produk yang dijualnya merupakan produk impor.

"Stabilitas kurs menjadi salah satu hal untuk mengevaluasi kinerja keuangan MAPI," ujar Clement.

Menyinggung ekspansi gerai makanan dan minuman MAPI, termasuk Starbucks, Clement menilai hal itu sudah tepat. Sebab Starbucks berkontribusi 70% terhadap pendapatan Mitra Boga. Ketiga analis kompak merekomendasikan buy saham MAPI.

Clement memasang target Rp 4.750 per saham. Lucky menargetkan Rp 5.600, sementara William memasang Rp 5.600 per saham sampai akhir 2016. Harga saham MAPI kemarin (29/6) di posisi Rp 4.170 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie