KONTAN.CO.ID - RIYADH. Wall Street Journal (WSJ) melaporkan, seorang sumber pejabat kartel Arab Saudi mengatakan Riyadh marah besar dan mengancam akan meningkatkan produksi minyak dan secara sepihak akan membanjiri pasar minyak jika sejumlah negara OPEC terus menentang pembatasan produksi minyak. Menurut sumber WSJ, ancaman itu terjadi tiga hari setelah harga minyak jatuh pasca dirilisnya laporan Bloomberg yang menunjukkan bahwa Arab Saudi marah pada anggota OPEC karena tidak mematuhi kuota produksi dan tidak lagi bersedia untuk mengkompensasi produksi berlebihan oleh anggota kartel lainnya. Ultimatum mengejutkan ini mengingatkan pada hal yang dilakukan Arab Saudi pada November 2014. Pada waktu itu, Arab Saudi secara efektif membubarkan kartel, dan membanjiri dunia dengan minyak dengan harapan membuat produsen minyak serpih (shale oil) keluar dari bisnis. Namun, upaya itu gagal total.
Marah besar, Arab Saudi ancam akan membanjiri pasar minyak jika...
KONTAN.CO.ID - RIYADH. Wall Street Journal (WSJ) melaporkan, seorang sumber pejabat kartel Arab Saudi mengatakan Riyadh marah besar dan mengancam akan meningkatkan produksi minyak dan secara sepihak akan membanjiri pasar minyak jika sejumlah negara OPEC terus menentang pembatasan produksi minyak. Menurut sumber WSJ, ancaman itu terjadi tiga hari setelah harga minyak jatuh pasca dirilisnya laporan Bloomberg yang menunjukkan bahwa Arab Saudi marah pada anggota OPEC karena tidak mematuhi kuota produksi dan tidak lagi bersedia untuk mengkompensasi produksi berlebihan oleh anggota kartel lainnya. Ultimatum mengejutkan ini mengingatkan pada hal yang dilakukan Arab Saudi pada November 2014. Pada waktu itu, Arab Saudi secara efektif membubarkan kartel, dan membanjiri dunia dengan minyak dengan harapan membuat produsen minyak serpih (shale oil) keluar dari bisnis. Namun, upaya itu gagal total.