KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi Covid-19 dan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) saat ini, aplikasi pesan-antar menjadi andalan masyarakat, khususnya untuk pemesanan makanan. Namun seiring peningkatan transaksi, meningkat pula kasus penipuan online. Teknik penipuan yang dilakukan adalah dengan melakukan rekayasa sosial (social engineering) atau dengan cara manipulasi psikologis. Yakni teknik penipuan yang dilakukan untuk membujuk konsumen supaya menginformasikan data pribadi mereka yang kemudian dipakai penipu termasuk membuat KTP palsu. Deputy Head Master of Information Technology, Swiss German University Charles Lim mengatakan, data yang didapatkan pelaku kejahatan dengan rekayasa sosial tersebut nantinya akan digunakan untuk melakukan penipuan transaksi online.
Marak kejahatan aplikasi pesan antar, Pakar IT: Pengguna harus waspada
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi Covid-19 dan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) saat ini, aplikasi pesan-antar menjadi andalan masyarakat, khususnya untuk pemesanan makanan. Namun seiring peningkatan transaksi, meningkat pula kasus penipuan online. Teknik penipuan yang dilakukan adalah dengan melakukan rekayasa sosial (social engineering) atau dengan cara manipulasi psikologis. Yakni teknik penipuan yang dilakukan untuk membujuk konsumen supaya menginformasikan data pribadi mereka yang kemudian dipakai penipu termasuk membuat KTP palsu. Deputy Head Master of Information Technology, Swiss German University Charles Lim mengatakan, data yang didapatkan pelaku kejahatan dengan rekayasa sosial tersebut nantinya akan digunakan untuk melakukan penipuan transaksi online.