KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Jumlah Bank Perekonomian Rakyat (BPR) menyusut. Hingga Januari 2024, tercatat sebanyak 1.400 BPR, berkurang jika dibandingkan dengan periode sama di tahun 2022 yakni sebanyak 1.441 unit. Jumlah BPR berkurang lantaran banyak yang melakukan merger. Ketua Umum DPP
Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Tedy Alamsyah mengatakan, sebagai asosiasi,
Perbarindo terus berupaya menjaga keberlangsungan usaha industri di bidang ini. “Beragam langkah dan upaya telah kami lakukan dari penguatan SDM, kelembagaan dan juga membina kerjasama dengan berbagai pihak guna mengembangkan usaha, bisnis, produk dan layanan bagi BPR. Termasuk dalam pengembangan implementasi transformasi digital untuk BPR.” ujar Tedy kepada Kontan (16/4). Menurutnya, sampai saat ini belum ada faktor lain terkait penurunan jumlah BPR di tanah air selain karena gagal (fraud) serta merger. “Sepengatahuan saya sudah banyak BPR yang melakukan aksi korporasi ini untuk penguatan bisnis dan daya saing di masa depan.” lanjut Tedy.
Baca Juga: Terus Turun, Jumlah BPR Tercatat Sebanyak 1.402 hingga Desember 2023 Meski BPR tengah marak merger, salah satu BPR yakni PT Hasamitra (BPR Hasamitra) yang didirikan di Makassar dengan total aset mencapai Rp 2,88 triliun per Oktober 2023, menyebut belum punya rencana soal merger ini. “Sejauh ini Hasamitra belum punya rencana mengakuisisi BPR lain ya atau merger dengan BPR grup. Grup kami ada di Jabar (Hasamitra Jabar) yang kinerjanya sangat bagus” ujar Direktur Bisnis BPR Hasamitra, I Made Semadi kepada Kontan, Selasa (16/4). Respons yang sama juga datang dari Direktur Utama BPR Supra Artapersada, Andi Gunawan. Ia menyebut hingga saat ini BPR Supra tidak memiliki rencana merger dalam waktu dekat.
Sebagai informasi total aset BPR Supra hingga Agustus 2023 kemarin berjumlah Rp 895,4 miliar. Sebelumnya
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan bahwa hingga Maret 2024 lalu, sudah ada 8 pengajuan penggabungan yang terdiri dari 25 BPR/BPRS. “
Dampak turunnya jumlah BPR/BPRS karena konsolidasi yaitu efisiensi dalam pengelolaan BPR/BPRS, penguatan branding, perbaikan kinerja keuangan, pemenuhan struktur organisasi, percepatan proses perizinan serta kemudahan sinergi dan kerja sama,” kata Dian. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat