Marak obligasi multifinance di tahun ini



JAKARTA. Penerbitan surat utang korporasi kian semarak di tahun ini. Sektor multifinance diperkirakan masih menjadi korporasi penerbit obligasi terbanyak.

Dari data PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), total surat utang jatuh tempo korporasi tahun ini mencapai Rp 87,63 triliun. Dari angka tersebut, 32,3% atau Rp 28,3 triliun merupakan obligasi jatuh tempo dari multifinance.

Obligasi jatuh tempo terbesar lainnya dari sektor perbankan yakni Rp 27,5 triliun. Alhasil, perusahaan pembiayaan akan kembali meramaikan penerbitan obligasi tahun ini, baik menggantikan obligasi jatuh tempo atau mendukung modal kerja.


PT Mandiri Tunas Finance (MTF) termasuk yang akan merilis obligasi pada tahun ini. Rencananya penerbitan obligasi akan dilakukan pada kuartal II 2017. Pertimbangannya, MTF masih melihat kondisi pasar dan telah memiliki pendanaan untuk kebutuhan di kuartal I-2017.

Merilis kuartal II

Pada akhir 2016, MTF melakukan pinjaman bilateral dengan perbankan senilai Rp 5 triliun. Pinjaman tersebut baru terpakai Rp 1 triliun pada akhir 2016 dan akan digunakan untuk modal kerja pada awal 2017.

"Mungkin penerbitan obligasi dilakukan pada kuartal II-2017 sebesar Rp 500 miliar-Rp 1 triliun. Kami memakai penawaran umum berkelanjutan (PUB) yang masih tersisa," kata Ignatius Susatyo, Presiden Direktur pada KONTAN, Rabu (11/1).

Sepanjang 2016, MTF telah membukukan total pembiayaan Rp 18,6 triliun. Tahun ini, Ignatius menargetkan pertumbuhan pembiayaan 10%-12% menjadi Rp 20,46 triliun-Rp 20,8 triliun. MTF mengandalkan sumber pendanaan utama dari induk usaha yaitu PT Bank Mandiri Tbk sebesar 70%. Opsi penerbitan obligasi, bilateral loan dan lain-lain hanya bagian kecil dari diversifikasi pendanaan.

PT BCA Finance pun akan menerbitkan obligasi. Menurut Roni Haslim, Presiden Direktur BCA Finance, maksimum penerbitan obligasi pada 2017 sebesar Rp 1,75 triliun. Angka tersebut merupakan sisa plafon PUB yang masih ada. Saat ini, mayoritas pendanaan BCA Finance masih dari induk usaha yakni PT Bank Central Asia Tbk sebesar 90%.

Artinya, sumber pendanaan yang berasal dari modal, obligasi, piutang lain-lain dan pinjaman bank hanya 10%. Tahun lalu, BCA Finance menorehkan pembiayaan Rp 30,6 triliun. Realisasi ini melampaui target semula Rp 29 triliun. Tahun ini, BCA Finance menargetkan pembiayaan Rp 32 triliun atau tumbuh 4,6% dari realisasi 2016.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini